I.JUDUL
PERCOBAAN
“ URINE “
II.TUJUAN PERCOBAAN
1.Mengetahui penentuan zat-zat organik
pada urine.
2.Mengidentifikasi zat-azt organik dalam
urine.
III.LANDASAN TEORI
Urine dikeluarkan oleh tubuh dalam
bentuk cairan yang mengandung air,berbagai jenis garam,senyawa nitrogen organik
seperti urea,kreatinin,serta asam urat sebagai hasil metabolisme.setiap hari
manusia mengeluarkan urine sekitar 1-1,5 liter dengan kadar zat kering 40-50
gram.BD urine adalah 1.0003-1,025.untuk mempelajari urine,urine harus
dikumpulkan sampai pukul 07.00 hari berikutnya.(Tim dosen,2010:18).
Nefron terdiri atas tubul panjang
bergulung tertutup(beberapa sentimeter) pada satu ujung dan pada ujung lain
terbuka.pada ujung tertutup tubulya,dalam korteks,dinding nefron meluas dua
terlipat menjadi ruang berdinding ganda,yaitu kapsul bowman.didalam bagian
terlipat kedalam itu dri kapsul bowman terdapat jaring kapiler,yakni
glomerul.tubul itu sendiri terjadi dari tiga segmen berlainan.yang
pertama,tubul proksimal,bergulung dekat kapsul bowman.sel-sel yang dindingnya
meluas kebagian dalam (lamen) tubul tersebut.tubul proksimal menuju segmen
panjang berdinding tipis,yaitu jengkalan/sosok henle.bagian ini kebawah menuju
medula.menbuat belokan seperti hornal(apel),kembali kedaerah kapsul
bowman.disini tubul itu sekali lagi meluas sehingga terbentuk tubul
distel(jauh).sebaimana tubul proksimal,maka tubul itu bergulung-gulung.nefron
membuat urine,yaitu dengan menyaring darah.(john,w.1983:573).
Setiap glomerul menerima darah dari
suatu arteriola aferen dan membuang darahnya kedalam arteriola aferan.didalam
glomerul,seperti yang dalam ujung aarterida setiap kapiler,ada di bawah tekanan
dari kontraksi ventrikal kiri.tekana ini menyebabkan air dan molekul-molekul
kecil yang ada dalam darah (jadi terkecuali protein) tersaring melalui dinding
kapiler.fluida yang terjadi dinamakan filtat nefrik.sepintas tampak bahwa hal
itu hanyalah plasma darah minum hampir semua protein darah,maka amatlah
penting,tidak berbeda dari fluida interstitial.filtat nefrik berkumpul dalam
kapsul bowman dan kemudian masuk kedlam tubul proksimal.disiniberlangsung
reabsorbsi glukosa,asam amino,dan sejumlah besar ion-ion anorganik(Na+,K+,Ca++,Cl-,HCO3-,PO4-,SO4-).penyerapan
kelang ini terjadi karena transpor aktif.belum diketahui bagaimana hal ini
terlaksana,tetapi untuk itu diperlukan enzim-enzim dan ATP.sebaimana disebutkan
diatas,sel-sel tubul proksimal pernah berisi mitokondria.laju metabolisme sama
dengan yang ada pada setiap sel tubuh,termasuk sel-sel aktif.selain
itu,mikrovili sangat memperluas permukaannya yang terbuka terhadap filtat
nefrik.berkat mikrofvili ini,jumlah luas permukaan yang turut dalam pembentukan
urine pad manusia hampir 6 M2,atau 3x luas permukaan bagian luar
tubuh.bahan-bahan yang diserap kembali ekeliling oleh tubuh
proksimal dikembalikan kepada darah hamparan kapiler sekeliling tubul
tersebut.pada mamalia,hamparan ka[iler ini menerima seluruh suplei darahnya
dari arteriola aferen pada glomelurus mparan ini terkuras oleh venula yang
menuju kepada urat renal.seraya berbagai solut dibuang dari filtat nefrik dan
kembali kedarah maka banyak sekali air
yang mengikutinya.penyerapan ulang ini seluruhnya karena proses pasif
osmosif.pemindahan solut dari filtat nefrik ke darah meningkatkan konsentrasi
air dalam filtat nefrik.kemudian air masuk kedalam darah karena osmosis dan
mengembalikan kesetimbangan osmotik.(John,w.1983:573).
Urine mengandung berbagai zat yang
berbeda dengan apa yang diperkenalkan kedalam tubuh.selain dari air,air kencing
mengandung berbagai macam garam anorganik dan senyawa organik,termasuk
protein,hormon dn berbagai umsi metabolit.bau urine dapat dipengaruhi oleh
konsumsi makanan.ilkan makan asparagus dikenal untuk menghasilkan bau yang kuat
dalam urine manusia.hal ini disebabkan oleh tubuh rincian asparagus asam.makanan
lainnya berkontribusi terhadap bau seperti kari,alkohol,kopi,kalkun dan
bawang.keruh air kencing merupakan gejala dari infeksi bakteri,tetapi dapat
juga disebabkan kristalisasi garam seperti n pada orang yang Hypericosuria,asam
urine dapat menbantu pembentukan batu dari asam pada ginjal,ureter,atau kandung
kemih.urine pH dapat dipantau oleh seorang dokter atau dirumah.jumlah
urine yang dihasilkan tergantung pada
banyak faktor,termasuk keadaan hidrasi,kegiatan,faktor-faktor
lingkungan,ukuran,dn kesehatan.pada manusia dewasa produksi rata-rata sekitar
1-2 liter/hari.memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit urine kebutuhan
perhatian medis.poliuria adalah suatu kondisi yang berlebihan produksi
urine(>2,5 liter/hari),berbeda dengan oliguria dimana <400 ml
dihasilkan/hari,atau anoria dengan produksi <100 ml/hari.urine normal
kepadatan atau bobot nilai bervariasi antara 1,003-1,035(g/cm-3) dan
setiap penyimpanan yang mungkin atu mungkin tidak dapat dikaitkan dengan
gangguan saluran kencing.(Anonim,2010).
Warna dan volume urine diandalkan
indikator hidrasi tingkat.clear urine berlebihan dan umumnya merupakan tanda
hidrasi yang memadai,urine gelap tanda dehidrasi.pengecualian adalah ketika
alkohol,kafein,atau diuretik dikonsumsi.dalam hal ini air kencing dapat jelas
dan berlebihan dan orang masih bisa mengalami dehidrasi (Anonim,2010).
IV.ALAT DAN BAHAN
1.ALAT
a.tabung reaksi + rak
b.pipet tetes
c.gelas ukur
d.mikroskop
e.corong biasa
f.kertas saring
g.labu erlenmeyer
h.botol semprot
i.gelas penutup
2.BAHAN
1.AgNO3 0,1 M
2.Amonium molibdat
3.HNO3 pekat
4.BACl2 0,1 M
5.HCl 0,1 M
6.NaOH 0,1 M dan 2,5
M
7.kertas lakmus
8.CH3COOH pa dan 0,1
M
9.NH4OH pekat dan 1 M
10.xanhidrol dalam metanol
11.(NH4)2 SO4
pekat
12.Natrium nitroprusi 5%
13.pereaksi benedict
14.pereaksi tollens
15.pereaksi fehling
16.Urea 0,1 M
17.fenol merah 0,04%
18.H2C2O4
0,5 M
19.BaOH 1 M
20.CUSO4 0,01 M
21.pereaksi nessler
22.kedele
23.C6H6O6
1%
24.Amonium oksalat
26.tissue
V.PROSEDUR KERJA
1.PENENTUAN ZAT-ZAT ORGANIK
a.Cl-
Memasukkan 3 ml urine
kedalam tabung reaksi lalu di tambahkan dengan 5 tetes AgNO3 encer dam mengamatinya.
b.PO4-3
Mencampurkan 3 ml urine
dengan 1 ml amonium molibdat dan beberapa tetes HNO3 pekat,dan mengamatinya.
c.SO42-
Mencampurkan 3 ml urine
dengan 3 tetes BaCl2 0,1 M dan 3 tetes HCl 0,1 M dan
mengamatinya,menyaringnya,dan filtratnya di simpan.
d.NH4-
Mencampurkan 3 ml urine
dengan setetes demi setetes NaOH 0,1 M sampai suasana basa.lalu di bagi
dua.bagian pertama : memanaskan sambil mengalirkan gas yang terbentuk
kedalam larutan Ba(OH)2.bagian kedua : memanaskan sambil mengalirkan
gas yang terbentuk kedalam pereaksi nessler dan mengamatinya.
e.Ca 2+
Mencampurkan 6 ml urine
dengan amonium oksalat lemah dan beberapa tetes asam asetat pekat dan
mengamatinya.
f.Mg2+
1.Mencampurkan 10 ml urine
dengan setetes NaOH 0,1 M sampai suasana basa,dan menetesi dengan CH3COOH
0,1 M sampai suasana asam.
2.Menambahkan dengan
amoniun oksalat jenuh sampai terbentuk endapan.
3.Menyaring filtratnya lalu
menambahkan dengan NH4OH 1 M,jika tidak ada endapan tutup dengan
kapas dan membiarkan semalam.adanya endapan menunjukkan adnya Mg2+ dan PO43-,seperti
bentuk kristal,lalu mengamatinya dengan mikroskop.
H.Tes nitroprusit kreatin
1.Mencampurkan 5 ml urine
dengan 5 tetes Natrium nitroprusit 0,1 M
2.Menambahkan NaOH 1 M
setetes demi setetes sampai warna merah.
3.Mendidihkannya.
4.Mengasamkan dengan
hati-hati dengan asam asetat glasial lalu memanaskannya selama 1 menit.
-.Mencatat semua perubahan yang terjadi.
-.Melihat
pengaruh basa terhadap kreatinin.
-.Melihat
hasil jika kreatinin di didihkan bersama Ba(OH)2.
I.Test
terhadap badan-badan keton.
1.Menjenuhkan 10 ml urine
dengan (NH4)2SO4 padat.
2.Menambahkan 2-3 tetes
Na-nitroprusid 5% dan 1-2 ml NH4OH pekat.
3.Mencampurkan dengan
baik,dan membiarkan selama 30 menit.
4.Mengamati perubahan yang
terjadi.
J.Tes gula-gula pereduksi.
1.Mengambil 3 tabung
reaksi lalu mengisi dengan 5 tetes urine.
2.Menambahkan
masing-masing dengan 5 ml pereaksi benedict,fehling,dan tollens.
3.Memasukkan dalam
penangas air mendidih beberapa saat.
4.Mengulangi percobaan
diatas dengan mengganti urine dengan glukosa.
K. Test Koagulasi Protein
1. Menyring
terlebih dahulu urine yang keruh
2. Mendidihkan 5
ml urine yang jerni selama 1-2 menit
3. Menambahkan
3-5 tetes asam asetat 2 N
4. Mengamati
lalu menambahkan CH3COOH setetes demi setetes hingga berlebih
5. Mencatat
semua hasilnya
VI. Hasil Pengamatan
A. Penentuan
zat-zat organic
1. Cl-
3 ml urine + 5 tetes
AgNO3 → larutan keruh dan terdapat ↓ putih .
2. SO43-
3 ml urine + 3 tetes
BaCl2 → larutan keruh + 3
tetes HCl → larutan keruh
(kuning)
3. NH4+
3 ml urine + NaOH 0,1 M
→ larutan kuning →Diagi 2
1. →
sambil dialirkan gas Ba(OH)2 → larutan bening dan terdapat ↓ putih
2. →
sambil dialirkan gas pereaksi nessler (kuning tua) → kuning tua dan terdapat ↓
coklat
4.PO43-
3 ml urine + 1 ml
ammonium molibdat → larutan kuning pucat + 1 ml HNO3 pekat → coklat
5.Ca2+
5 ml urine (kuning) +
ammonium oksalat jenuh → larutan bening + asam asetat → larutan keruh
6. Mg2+
10 ml urine (kuning) +
NaOH 1M →larutan kuning (basa) + CH3COOH 0,1 M + NH4.
Oksalat → larutan kuning dan ↓ → larutan
kuning + NH4OH 0,1 M → larutan kuning (≠ ↓)
7. Test Hidroprosit
Kreatinin
5 ml urine (kuning) + 5
ml natriun nitroprosid(coklat) → larutan kuning + beberapa tetes NaOH → larutan
oranges → larutan kuning dan terdapat gelembung + 3 tetes CH3COOH
glacial → biru prusi (panaskan selama 1
mnt) → biru prusi
8. Test terhadap
bahan-bahan keton
10 ml urine + (NH4)SO4
pekat → larutan kuning + 2-3 tetes
na-nitroprusid 5% → 2 lapiasan: atas = orange Bawah = kuning atas = jingga + 2 ml
NH4OH pekat → atas = jingga;
Bawah= kuning. Diamkan selama 30 mnt → ↓ putih
9.
Gula-Gula Pereduksi
I =
5 tetes urine + benedict 5 tetes → larutan biru
II =
5 tets urine + fehling 5 tetes → larutan biru prusi
III =
5 tetes urine + benedict 5 tetes → larutan putih susu
IV= glukosa + 5 tetes benenict → merah
bata
V =
5 tetes glukosa + fehling 5 tetes → merah bata
VI =
5 tetes glukosa + 5 tetes tollens→ cerming perak
10.
Test koagulasi protein
5
ml urine + 3 tetes CH3COOH 2N
→ warna kuning dan bergelembung + CH3COOH hingga berlebih → larutan
kuning pekat ≠ ↓
VII. Pembahasan
Pada
percobaan yang akan dilakukan , yaitu menentukan zat – zat organic dan
anorganik yang terdapat pada urin
1. Cl-
Pada percobaan ini , urin ditambahkan
dengan 5 tetes AgNO3 yang menghasikan kuning keruh dan terdapat
endapan. Pada pengaamatan tersebut, untuk mengetahui adanya ion Cl- yang
terdapat pada urin hasil pengamatan terlihat bahwa urin tersebut positif ( + ) mengandung
ion Cl dimana ditandai dengan adanya endapan putih. Adapun reaksi yang terjadi
:
Cl- + AgNO3 → ↓ AgCl ( putih ) + NO3-
( Aq )
Ion
Cl berfungsi untuk menjaga kesetimbangan asam basa dalam tubuh. Adanya
kandungan Cl- dalam urin merupakan hal yang biasa karena apabila Cl-
tidak dikeluarkan oleh tubuh maka akan menimbulkan penyakit.
2. PO43+
Pada engujian ini, urin dicampurkan
dengan larutan ( NH4 ) 6 MO7O24. 4
H2O kemudian ditambahkan dengan HNO3 pekat dimana hasil
penngujiannya menghasilkan larutan yang berwarna coklat. Ini berarti urine
tersebut positif terdapatPO43- maka akan menghasilkan
endapan (NH4)3 P( MoO10) 4 yang
berwarna kuning Kristalin.adapun reaksinya adalah:
HPO43- + 3 NH4+ + 2
(NH4)3P(Mo3O10)4
+ 12 H2O
3. SO42-
Pada pengujia ini, urine ditambahkan
dengan beberapa tetes BaCl2 dan HCl encer. Tujuian pengujian ini
untuk mengetahui adanya ion S
yang terdapat pada urine yang menghasilkan
larutan kuning. Fungsi penambahan HCl untuk memberikan suasana asam pada
larutan. Adapun reaksi yang terjadi:
+
BaCl2
BaSO4 + 2 Cl-
4. NH4+
Pada pengujian ini, ada 2 perlakuan yang
akan dilakukan yaitu pada bagian pertama urine yang tel;ah ditambahkan NaOH
yang dipanaskan dan dialirkan gas yang terbentuk ke dalam larutan Ba(OH)2
yang menghasilkan larutan kuning dan endapan putih. Pada bagian gas yang
terbentuk dialirkan kedalam pereaksi Nessler yang menghasilkan larutan kuning
tua dan terdapat endapan coklat dan atau kuning yang dihasilkan sesuai dengan
jumlah NH4OH atau ion N
yang terdapat pada endapan. Adapun reaksi yang
terjadi yaitu:
+
OH-
NH3 + H2O
+
2 [HgI4]2- + 4 OH-
HgO.Hg(NH4)2I
+
7 I- + 3 H2O
NH3
+ Ba(OH)2
NH4OH
+ Ba2+.
Garam-garam
umumnya senyawa yang larut dalam air, dengan
membentuk larutan yang tidak berwarna. Denganm melakukan pemanasan, semua garam
terurai menjadi N
dan asam yang sesuai. Kecuali jika asamnya tidak
mudah menguap, garam ammonium dapat dihilangkan secara kuantitatif dari
campuran kering dengan memanaskan.
5. Ca2+
Pada pengujian, urin ditambahkan dengan
(NH4)2C2O4 lalu ditambahkan
ditambahkan beberapa tetes CH3COOH pekat. Tujuan pengujian ini untuk
mengetahui adanya ion Ca2+ pada urine. Dari hasil pengujian
diperoleh larutan kuning. Adapun reaksi yang terjadi:
Ca2+
+ CH3COOH +
Ca2+
+ (NH4)2COO + CH4
Ca2+
+ (NH4)2COO
Ca(COO)2
+
6. Mg2+
Pada
pengujian ini urine ditambahkan dengan NaOH sampai bersifat basa. Kemudian
ditambahkan dengan CH3COOH sampi bersifat asam, lalu ditambahkan
dengan (NH4)C2O4 sampai terbentuk endapan,
dimana pada hasil pengujian ini tidak diperoleh atau terbentuk adanya endapan.
Hal ini berarti pada pengujian bahwa dalam urine. Adapun reaksi yang terjadi
yaitu:
Mg2+
+ 2 NaOH + CH3COOH + (NH4)2C2O4
Na2C2O4
+ 2 NH4OH + CH4 +
(NH4)2COO
Mg2+
+ (NH4)2COO
MgCOO
+
2
7. Tes
Koagulasi protein
Pada pengujian ini urine dipanaskan
selama beberapa menit lalu ditambahkan dengan CH3COOH lalu diamati,
kemudian ditambahkan CH3COOH sampai berlebih. Dari hasil pengujian
menghasilkan larutan kuning pekat tidak tidak terbentuk endapan. Hal ini berarti
dalam urine tidak mengandung gumpalan protein (koagulasi) yang menandakan bahwa
urine tidak mengandung protein yang artinya ginjal tersebut masih berfungsi
dengan baik.
Protein(l)
protein(s)
8. Tes
Nitroprusid Kreatinin.
Pada pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya nitroprusid kreatinin pada urine. Berdasarkan pembentukan
warna merah delima jika kreatinin ditambhkan dengan ntroprusid dalam larutan
basa.warna merah akan berubah menjadi kuning jika diasamkan dengan CH3COOH
glacial dan berubah menkjadi hijau kemudian berubah menjadi biruprusian. Pada
pengujian tersebut urine ditambahkan Na2Fe(CN)5NO lalu
ditambahkan dengan NaOH lalu dipanaskan dan ditambahkan dengan CH3COOH
glacial akan menghasilkan larutan biru prusi. Adapun reaksi yang terjadi yaitu:
Na2Fe(CN)5NO.
2H2O + NaOH + 3 CH3COOH
2CH3COONa
+
+
3 H2O
9. Tes
terhadap bahan – bahan keton
Pada pengujian ini, dimana urine
dijenuhkan dengan (NH4)2SO4 padat, lalu
ditambahkan dengan Na2Fe(CN)5NO dan NH4OH
pekat. Dari hasil yang telah diperoleh larutan yang dibagi menjafi 2 lapisan,
lapisan atas berwarna orange, lapisan bawah berwarna kuning, kemudian
ditambahkan NH4OH pekat menghasilkan 2 lapisan, lapisan atas
berwatrna jingga dan lapisan bawah berwarna kuning. Adapun reaksi yang terjadi:
NH4OH
+ (NH4)2SO4 + Na2Fe(CN)5NO.
2H2O
(NH4)2Fe(CN)5NO
+ 2H2O + Na2SO4
10. Tes
gula – gula pereduksi.
Pada pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah urine tersebut mengandung gula-gula sederhana yang mempunyai
gugus aldehida bebas (aldosa) dapat mereduksi oksidator lemah seperti Fehling,
Benedict, dan Tollens yang akan digunakan pada pengujian ini. Fehling dan Benedict (Ca2+)
doreduksi menjadi Ca+ yang berwarna merah bata, sedangkan pereaksi
Tollens (Ag+) direduksi menjadi cermin perak (Ag) yang terlihat pada
dinding tabung reaksi.
1. Pengujian
Benedict.
Urine yang ditambahkan
dengan pereaksi Benedict menghasilkan larutan berwarna biru. Hal ini berarti
urine tidak mengandung gula-gula pereduksi.
2. Pengujian
Fehling
Urine yang ditambahkan
dengan peraksi Fehling menghasilkana larutan yang berwarna biru prusi.
3. Pengujian
Tollens
Urine yang ditambahkan
dengan Tollens menghasilkan larutan yang berwarna putih susu.
Perlakuan yang sama diulangi
dengan menggunakan larutan glukosa 5%, dimana setelah diuji ternyata sesuai
dengan teori mengandung gula-gula pereduksi. Adapun reaksi yang terjadi:
·
Benedict dan Fehling
·
Tollens
VIII. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Adanya
ion Cl- ditandai dengan terbentuknya endapan AgCl
b. Adanya
ion
ditandai dengan larutan berwarna orange.
c. Adanya
ion
ditandai
dengan terbentuknya endapan BaSO4
d. Adanya
ion
ditandai dengan terbentuknya larutan putih
keruh yang mengandung NH4OH
e. Ion
Ca2+ ditandai dengan terbetnuknya endapan putih.
f. Adanya
ion Mg2+ ditandai dengan adanya endapan putih Mg(OH)2
g. Tidak
adanya gumpalan pada koagulasi protein berarti urine tidak mengandung protein.
h. Adanya
kreatinin nitroprusid ditandai dengan adanya warna merah delima dalam larutan.
i.
Badan-badan keton
terbentuk ditandai adanya endapan merah bata dan endapan putih.
j.
Adanya endapan merah
bata (pengujian Fehling dan Benedict) dan putih/cermin perak (Tollens)
menandakan positif mengandung gula pereduksi.
B. Saran
Sebelum
melakukan percobaan sebaiknya alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan
steril agar diperoleh hasil yang akurat dan sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2010. Urine.
http://www.D./literatur%20biokimia/urine/translate.
Diakses pada 20 Desember 2010
Kimball,
Jhon. 1983. Biologi Jilid II edisi ke-5. Jakarta: PT. Erlangga
Syaifuddin.
1990. Anonim fisiologi untuk siswa perawat. Jakarta: penerbit buku kedokteran.
Tim
Dosen Biokimia. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: Lab Kimia FMIPA
UNM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar