A. JUDUL PERCOBAAN
FERMENTASI
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mempelajari kemampuan
memfermentasi amilum, glukosa, fruktosa, mannosa, galaktosa oleh beberapa jenis
inokulum murni ragi roti (
saccharomyces cerecisiasae ), ragi tape dan inokulum murni.
C. LANDASAN TEORI
Teknologi fermentasi
merupakan teknologi yang menggunakan mikroorganisme untuk produksi makanan dan
minuman seperti keju, yoghurt, minuman alkohol, cuka, sosis, kecap, dan
beberapa produk fermentasi lainnya. Teknologi fermentasi dapat memanfaatkan mikroorganisme
guna menghasilkan :
1.
Metabolit primer, seperti gliserol, asam asetat,
aseton, butanol, asam organik, asam amino, vitamin, polisakarida, dan xanthan.
2.
Metabolit sekunder, seperti penicilin, streptomycin,
oksitetrasiklin, sefalosporin, giberalin, alkoloid, dan aktinomisin.
3.
Enzim industri, seperti invertase, asparaginase,
amilase, restriksi, endonuklease, dan ligase.
Dewasa ini, teknologi fermentasi telah menggunakan sel tumbuhan tingkat
tinggi dan hewan yang dikenal sebagai kultur sel atau jaringan. Kultur jaringan
tumbuhan diarahkan untuk pembentukan produk sekunder seperti alkaloid dan cita
rasa. (Danial, 2006 : 17 )
Karbihidrat dapat
difermentasi menjadi alkohol. Glukosa dapat difermentasi oleh sel-sel khamir
(ragi) menjadi alkohol sambil membebaskan gas CO2, tetapi bahan pati
/amilum dan karbohidrat monosakarida selain glukosa tidak dapat difermentasi
oleh sel-sel ragi. Ragi yang banyak digunakan untuk fermentasi singkong dan
beras ketan, sebenarnya bukan ragi murni, melainkan terdiri dari beberapa jenis
mikroba antara lain khamir (S. Cerevisiae) dan kapang (Rhizopus atau
Aspergilus). Rhizopus dan Aspergilus mengkonversi pati menjadi glikosa
sedangkan khamir sendiri mengkonversi glukosa menjadi etanol dan karbon
dioksida (Tim Dosen Biokimia,
2010 : 1)
Ragi merupakan obyek
penelitian terpilih, untuk meneliti alur metabolisme dasar yang telah diuraikan
diatas. Sudah sejak Gay-Lussac telah dirumuskan pengubahan glukosa menjadi
etanol, dalam bentuknya sekarang :
C6H12O6 2CO2 + 2 C2H5OH
Peragian glukosa menjadi etanol dan karbondioksida oleh ragi
(shaccaromyces cerevisiae) terjadi melalui alur fruktosa difosfat. Transformasi
piruvat menjadi etanol mencakup dua tahap. Pada tahap pertama piruvat
didekarboksilasi menjadi asetaldehida oleh piruvat dekarboksilase (1) dengan
keikutsertaan tiamin pirofosfat, asetaldehida oleh alkohol dehidrogenase (2)
direduksi dengan NADH2 menjadi etanol.
Glukosa 2 piruvat
2 NAD 2 NADH2 2 CO2
Etanol 2 asetaldehid
(Schlegel & Schmidt, 1994 : 304)
Inokulum tempe disebut
juga sebagai starter tempe dan banyak pula yang menyebut dengan ragi tempe.
Meskipun dalam istilah ilmiah ragi dimaksudkan sebagi inokulum untuk pembuatan
tapai, tetapi dikalangan masyarakat umumnya ragi diartikan sebagai agensia
pengubah suatu bahan menjadi produk melalui proses fermentasi. Starter tempe
adalah bahan yang mengandung biakan jamur tempe, digunakan sebagai agensia
pengubah kedelai rebusmenjadi tempe akibat tumbuhnya jamur tempe pada kedelai
dan melakukan kegiatan fermentasi yang menyebabkan kedelai berubah
karakteristiknya menjadi tempe (Hidayat, 2006 : 92)
Fermentasi cair juga
memanfaatkan substrat bahan-bahan pertanian seperti tepung serealia,
biji-bijian, pati, malosa dan sebagainya, hanya pada konsentrasinya yang lebih
kecil dibandingakan dengan fermentasi padat. Mikroba yang akan ditumbuhkan
dimasukkan dalam bentuk inokulum. Biasanya jumlah 10% sudah dianggap cukup baik
untuk pertubuhan. Umumnya fermentasi padat dalam menghasilkan suatu produk
membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan fermentasi cair. Pada
fermentasi cair, pengukuran pertumbuhan sel atau pemantauan fase hidup bakteri
dapat menjadi petunjuk akan waktu panen.pada proses fermentasi, sejumlah sel
dengan karakteristik yang sama dibiakan pada kondisi tertentu dan terkontrol.
Proses fermentasi dapat dilakukan hanya dengan mencampur mikroorganisme dengan
satu nutrisi dan membiarkan komponennya bereaksi (Danial, 2006 : 17-21)
Fermentasi adalah proses
produksi energi dala sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,
fermentasi adalah salah satu bentuk anaerobik, akan tetapi terdapat defenisi
yang lebih jelas yang mendefenisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Gula adalah
bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasilfermentasi adalah
etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat
juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal
sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol
dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam
otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron
eksternal) dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi (Anonim, 2007)
Beberapa organisme seperti
saccharomyices dapat hidup baik dalam kondisi lingkungan cukup oksigen maupun
kurang oksigen. Organisme yang demikian disebutaerob fakultatif. Dalam keadaan
cukup oksigen, saccharomyces akan melakukan respirasi biasa. Akan tetapi jika
dalam keadaan lingkungan kurang oksigen, saccharomyces akan melakukan
fermentasi. Dalam keadaan anaerob, asam piruvat yang dihasilkan oleh proses
glikolisis akan diubah menjadi asam asetat dan CO2. Selanjutnya asam
asetat akan diubah menjadi alkohol. Proses perubahan asam asetat menjadi
alkohol tersebut diikuti pula dengan
perubahan NADH menjadi NAD+ (Anonim, 2010)
D. ALAT DAN BAHAN
a.
Alat yang digunakan :
1.
Plat tetes 1 buah
2.
Pipet tetes
3.
Tabung reaksi 12 buah
4.
Sendok 1 buah
5.
Rak tabung reaksi 2 buah
6.
Batang pengaduk
7.
Gelas kimia 50 ml 3 buah
8.
Botol semprot
9.
Gelas kimia 1000 ml 1 buah
10.
Stopwatch
11.
Lap kasar dan lap halus
12.
1 set pemanas
b.
Bahan yang digunakan:
1.
Ragi roti
2.
Ragi tape
3.
Ragi tempe (Rhizopus oligosporus)
4.
Amilum 1%
5.
Glukosa
6.
Fruktosa
7.
Sukrosa
8.
Iod 0,1%
9.
Pereaksi benedict
10.
Aquadest
11.
Kapaspenutup 12 buah
12.
Tissue
13.
Label
E. PROSEDUR KERJA
a.
Tes hidrolisis Pati
1.
Membuat suspensi ragi tape, ragi roti, dan ragi tempe dengan jalan melarutkan 1/10
bagian sendok teh masing-masing kedalam 15 ml aquadest.
2.
Mengisi 10 lubang plat tetes masing-masing 2 tetes
larutan amilum 1%, lalu beri nomor 1-10.
3.
Menambahkan masing-masing 2 tetes suspensi roti pada lubang 2,3,4; 2 tetes
suspensi tape pada lubang 5,6,7 dan 2 tetes suspensi tempe pada lubang 8,9,10.
4.
Menambahkan masing-masing 2 tetes iod 0,1% setelah
10 menit kedalam lubang 2,5 dan 8, mencatat warna yang terbentuk. Melakukan hal
yang sama pada lubang 3,6 dan 9 dan pada lubang 4,7, dan 10 masing-masing
setelah 20 menit dan 20 menit.
5.
Mencatat perubahan warna setiap10 menit, 20 menit
dan 30 menit.
b.
Fermentasi alkohol
1.
Menyiapkan 12 buah tabung reaksi
2.
Mengisi 6 ml larutan amilum kedalam tabung 1,2 dan
3, kemudian menutup dengan kapas. Tabung tidak boleh terisi lewat dari
sepertiganya.
3.
Melakukan perlakuan yang sama terhadap tabung
lainnya masing-masing dengan glukosa, fruktosa dan sukrosa.
4.
Mensterilkan pada suhu 110oC selama 10
menit
5.
Setelah dingin (temperatur kamar) ketiga tabung
reaksi yang berisi amilum, tabung 1 ditambahkan 10 tetes suspensi ragi roti,
tabung 2 dengan 10 tetes ragi tape dan tabung 3 dengan 10 tetes ragi tempe
(penambahan ragi dilakukan secara aseptis).
6.
Melakukan perlakuan yang sama masing-masing terhadap
glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
7.
Inkubasi pada temperatur kamar, kemudian periksa
adanya gas karbondioksida dengan jalan menggoyang-goyangkan tabung reaksi
setelah 24 jam. Setelah itu periksa juga adanya bau alkohol dengan jalan
membuka tutup tabung kemudian mencium mulut tabung.
8.
Menguji benedict untuk tabung yang berisi amilum
(tabung 1-3). Membuat kesimpulan hasil percobaan.
F.
HASIL
PENGAMATAN
1.
Hidrolisis pati
1/10 ragi (tempe, tape, roti) + 15 ml H2O
suspensi roti, suspensi tape, dan
suspensi tempe
Ø 2 tetes amilum + 2 tetes
suspensi roti > biru tua > biru > biru
Ø 2 tetes amilum + 2 tetes
suspensi tape > biru > biru muda > biru muda
Ø 2 tetes amilum + 2 tetes
suspensi tempe > biru > biru muda > biru muda
2.
Fermentasi alkohol
Ø Tabung 1,2,3, + 6 ml amilum tutup kapas
Ø Tabung 1,2,3, + 6 ml glukosa tutup kapas
Ø Tabung 1,2,3, + 6 ml sukrosa tutup kapas
Ø Tabung 1,2,3, + 6 ml fruktosa tutup kapas
Semua tabung autoclave suhu kamar
a.
Amilum
Ø Tabung 1 + 10 tetes ragi
roti 24 jam
Ø Tabung 2 + 10 tetes ragi
tape 24 jam
Ø Tabung 3+ 10 tetes ragi
tempe 24 jam
b.
Glukosa
Ø Tabung 1 + 10 tetes ragi
roti 24 jam
Ø Tabung 2 + 10 tetes ragi
tape 24 jam
Ø Tabung 3+ 10 tetes ragi
tempe 24 jam
c.
Sukrosa
Ø Tabung 1 + 10 tetes ragi
roti 24 jam
Ø Tabung 2 + 10 tetes ragi
tape 24 jam
Ø Tabung 3+ 10 tetes ragi
tempe 24 jam
d.
Fruktosa
Ø Tabung 1 + 10 tetes ragi
roti 24 jam
Ø Tabung 2 + 10 tetes ragi
tape 24 jam
Ø Tabung 3+ 10 tetes ragi
tempe 24 jam
Tabel
hasil inkubasi selama 24 jam
pengamatan
|
pati
|
sukrosa
|
glukosa
|
fruktosa
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|
warna
|
keruh
|
bening
|
bening
|
bening
|
bening
|
bening
|
bening
|
bening
|
bening
|
orange
|
orange
|
orange
|
Bau alkohol
|
x
|
x
|
x
|
bau
|
bau
|
x
|
bau
|
x
|
x
|
bau
|
bau
|
bau
|
Gas CO2
|
x
|
x
|
x
|
ada
|
ada
|
x
|
ada
|
x
|
x
|
ada
|
ada
|
ada
|
Endapan putih
|
ada
|
ada
|
ada
|
ada
|
ada
|
ada
|
ada
|
ada
|
ada
|
ada
|
ada
|
ada
|
Untuk
amilum dilakuka uji benedict
Ø Tabung 1 + 3 tetes benedict larutan biru larutan
biru, tidak ada endapan
Ø Tabung 2 + 3 tetes benedict larutan biru larutan
biru, tidak ada endapan
Ø Tabung 3 + 3 tetes benedict larutan biru larutan
biru, tidak ada endapan
G. PEMBAHASAN
1.
Tes Hidrolisis Pati
Pada percobaan ini amilum
akan dihidrolisis menjadi glukosa dengan melakukan penambahan mikroba yaitu
ragi roti, ragi tape, dan ragi tempe. Sebelumnya ketiga ragi tersebut dibuat
suspensi dengan cara melarutkan dengan aquadest. Dalam pengujian digunakan plat
tetes sebagai medianya. Kemudian plat tersebut diberi no 1 sampai 10. Semua
lubang diisi dengan amilum. Pada lubang plat tetes 2,3,4 ditambahkan dengan
suspensi roti, lubang 5,6,7 ditambah dengan suspensi tape dan lubang 8,9,10
ditambah dengan suspensi tempe. Setelah 10 menit ditambahkan dengan iod untuk
plat 2,5,8 dan setelah 20 menit ditambahkan iod untuk plat 6,3,9 dan 30 menit
berikutnya ditambahkan iod untu plat 4,7,10. Adapun tujuan dari penambahan iod
adalah untuk menggetahui adanya pembentukan kompleks amilum yang ditandai dengan
warna biru.
Dari hasil pengamatan
diperoleh plat 2,6,7,9 dan 10 menghasilkan warna biru muda sedangkan pada plat
3,4,5 dan 8 menghasilkan warna biru. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
teori, dimana semakin lama waktu yang digunakan maka amilum semakin banyak
terhidrolisis oleh ketiga ragi tersebut dan warna sebenarnya yang
dihasilkan yaitu warna ungu atau agak
pudar. Adapun persamaan reaksi hidrolisis pati yaitu :
Pada saat penambahan ragi
roti pada plat 2,3,4 semua menghasilkan warna putih keruh. Hal ini menandakan
bahwa ragi roti dapat menghidrolisis amilum menjadi monosakarida ataupun
oligosakarida dengan reaksi :
Pada plat 5,6 menghasilkan
warna larutan bening setelah penambahan ragi tape, namun pada plat 7 berubah
menjadi orange. Hal ini membuktikan bahwa ragi tape tidak dapat menghidrolisis
amilum.
Pada plat 8,9 dan 10
menghasilkan warna larutan yang tidak berwarna. Hal ini menandakan bahwa ragi
tempe dapat menghidrolisis amilum menjadi amilopektin, menurut persamaan reaksi
:
2.
Fermentasi alkohol
Pada percobaan ini bertujuan
untuk mempelajari kemampuan memfermentasi amilum, glukosa, fruktosa dan sukrosa
oleh beberapa jenis inokulum murni ragi roti, ragi tape dan ragi tempe sehingga
menghasilkan alkohol dan membebaskan gas karbondioksida.
Menyiapkan 12 tabung reaksi,
setiap 3 tabung masing-masing diisi dengan amilum, glukosa, fruktosa, dan
sukrosa, kemudian ditutup rapat dengan menggunakan kapas lalu disterilisasi
pada suhu 110oC. Tujuan dari ditutup dengan kapas yaitu mencegah
adanya O2 dalam tabung pada saat sterilisasi. Sedangkan sterilisasi
berfungsi untuk agar mikroorganisme yang terdapat dalam tabung dapat mati
sehingga tidak mengganggu proses fermentasi yang akan dilakukan oleh ketiga
jenisragi tersebut.
Setelah mencapai suhu 110oC,
tabung didinginkan pada suhu kamar, kemudian ketiga tabung reaksi yang berisi
amilum masing-masing ditambahkan dengan ragi roti, ragi tape dan ragi tempe.
Melakukan perlakuan yang sama untuk masing-masing tabung terhadap glukosa,
fruktosa, dan sukrosa. Melakukan inkubasi selama 24 jam terhadap masing-masing
tabung.
Berdasarkan hasil pengamatan
diperoleh bahwa pada tabung yang berisi amilum tidak berbau alkohol dan tidak
terdapat gas CO2. Hal ini menandakan bahwa pada amilum tidak terjadi
fermentasi alkohol. Secara teori ragi tape dapat mengkonversi pati/ amilum
menjadi glukoosa dan gula-gula yang jauh lebih sederhana. Didalam kapang
terdapat enzim amilotik sehingga dapat memecah amilum menjadi gugus yang
sederhana. Proses ini sering disebut sakarifikasi. Lalu khamir akan merubah
gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Begitu pula pada ragi roti dan
tempe yang dapat memecah pati menjadi alkohol dan karbondioksida. Penyebab dari
penyimpangan ini yaitu adanya gangguan bakteri lai pada saat proses fermentasi
berlangsung ataupun disebabkan oleh rusaknya bahan akibat adanya kontaminasi
dengan zat lain atau udaraluar.
Pada tabung berisi sukrosa
hanya ragi temppe yang tidak menghasilkan bau alkohol dan gas CO2.
Sedangkan ragi roti dan ragi tape menghasilkan bau alkohol dan gas CO2.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwaragi roti (khamir) dapat
memfermentasi glukosamenjadi alkohol dan membebaskan gas CO2. Adapun
persamaan reaksi yaitu :
Pada tabung yang berisi
glukosa hanya ragi roti yang menghasilkan bau alkohol dan mengeluarkan gas CO2
sedangkan ragi tape dan ragi tempe tidak menghasilkan bau alkohol dan gas CO2.
Hal ini sesuai dengan teori dimana ragi roti (khamir) dapat memfermentasi
glukosa menjadi alkohol sambil membebaskan gas CO2 menurut persamaan
reaksi :
Pada tabung yang berisi
fruktosa menghasilkan uji positif dimana semua tabung yang berisi ragi roti,
ragi tape, dan ragi tempe menghasilkan bau alkohol dan terdaapat gas CO2
menurut persamaan reaksi :
Untuk tabung yang berisi
amilum dilakukan uji benedict untuk pengujian gula-gula pereduksi pada amilum.
Ketiga tabung ditambahkan dengan larutan benedict menghasilkan warna biru
kemudian dipanaskan larutan tetap berwarna biru dan tidak terdapat endapan.
Percobaan initidak sesuaidengan teori dimana pada uji benedict diperoleh
endapan merah bata. Hal inidisebabkan larutan yang digunakan kurang baik akibat
adanya kontaminasi denga zat lain atau udara luar. Meurut persamaan reaksi :
H. PENUTUP
a.
Kesimpulan
1.
Ragi roti menghidrolisis pati menjadi glukosa dalam
bentuk amilosa dan ragi tempe menghidrolisis patimenjadi glukossa dalam bentuk
amilopektin.
2.
Ragi tape dapat memfermentasi sukrosa dan
fruktosasedangkan glukosa dan amilum tidak mengalami fermentasi.
b.
Saran
Diharapkan praktikan lebih
teliti dalam melakukan percobaan agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Fermentasi.
Online (http://id.shvoong.com) . diakses pada 05 Desember 2010
Anonim. 2007. Fermentasi
Alkohol. Online (http://ptp.wordpress.com) . Diaksespaada 05 desember 2010
Danial. 2006. Mikrobiologi Industri. Makassar : Badan Penerbit UNM
Hidayat. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta : ANDI
Schlegel, HG, & Schmidt,
K. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : Gajah Mada University Prees
Tim Dosen Biokimia. 2010.
Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : Lab. Kimia FMIPA UNM
JAWABAN
PERTANYAAN
1.
Karbohidrat
yang positif difermentasi oleh saccharomyces cerevisiae, ragi tape, dan
Rhizopus Oligosporus adalah glukosa karena glukosa yang menimbulkan bau alkohol
dan gas CO2.
2.
Reeaksi
fermentasi yang terjadi pada :
+ saccharomyces cerevisiae C2H5OH + CO2
Glukosa
+ ragi tape
C2H5OH + CO2
Glukosa
+ Rhizopus
Oligosporus C2H5OH
+ CO2
Glukosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar