I.
JUDUL
PERCOBAAN
“ DARAH”
II. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:
a.
Menentukan Fe
dalam hemoglobin
b.
Menguji daya
katalitik darah
c.
Melakukuan
tes terhadap komponen-komponen darah
III. LANDASAN TEORI
Darah mempunyaii PH
basa lemah yaitu sekitar 7,36 dalam tubuh, Dalam tubuh darah berfungsi sebagai
alat transpor zat-zat terutama oksigen, mengatur reaksi- reaksi kimia dalam
tubuh, pengatur panas dan perlindungan terhadap infeksiDarah tersusun dari
sel-sel darah dan plasma darah. Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping darah( trombasit) ( tim dosen;
2010).
Golongan darah adalah
cara khusus mengetahui darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein dari permukaan membran sel darah merah. Dua jenis
penggolongan sel darah merah yang paling penting adalah penggabungan ABO dan
rhesus. Didunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen, selain antigen
ABO dan rhesus, hanya saja jarang dijumpai. Transfer darah dari golongan yang
tidak kompatible dapat menyebabkan reaksi tranfusi imunologi yang berakibat
anemia homolisis, gagal ginjal, syol dan kematian (Anonim; 2010).
Beberapa fungsi darah
dalam tubuh:
1.
Pernapasan: transpor oksigen dari paru-paru kejaringan
–jaringan karbondioksida dari jaringan keparu-paru.
2.
Gizi: tranpor
zat-zat yang diadsorpsi melalui dinding usus.
3.
Ekskresi:
tranpor sisa-sisa metabolisme keginjal, paru-paru, kulit dan usus untuk
dabuang.
4.
Mengatur suhu
tubuh dengan meratakan panas badan
5.
Menggatur
keseimbangan asam basa dalam tubuh
6.
Tranpor
hormon dan metabolit
Bobot jenis darah berfariasai antara 1,024- 1,028. Viskositas darah kira-
kira 4y5 kali viskositas air (Menurut Poedjiadi; 2009; 211).
Begitu banyak darah
yang mengalir melalui kapiler sehingga secar kumulatifaf cairan yang hilang
bisa mencapai sekitar 4,1 perhari. Terdapat juga beberapa kebocoran protein
darah meskipun dinding kapiler tidak bbegitu permiabel terhadap molekul besar
ini. Cairan dan protein yang hilang akan kembali kedarah melalui sistem
limfatik atau sisitem getah bening. Cairan ini masuk kedalam sistem dengan cara
berdifusi kedalam kapiler limfa kecil yang terjalin diantara kapiler-kapiler
sistem kardiovaskuler. Sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut
nodus limfa atau nodus getah bening yang menyaring limfa (Campbell; 2002; 53).
Homoglobing mengandung
dua rantai α dan dua rantai β serta empat gugus heme yang masing-masing
berikatan dengan rantai polipeptida. Masing-masing gugus heme dapat mengikat
satu molekul oksigen secara terbalik. Karena sejumlah besar hemoglabin yang
terdapat dalam sel darah merah 100 ml darah merah mamalia. Jika doksigen penuh
dapat membawa 21 gas oksigen. Jumlah
oksigen yang terikat oleh homoglabin tergantung pada empat faktor:
1.
Tekanan
parsial oksigen
2.
Kosentrasi
2,3-difosfogliserat
3.
Derajat
Keasaman (PH)
4.
Kosentrasi
karbondioksida
Pengikatan oksigen juga reversibel oleh hemoglabin disertai oleh pembebasan
proton. Reaksinya:
HHb + O2 HbO2
+ H+
Dengan demikian peningkatan PH akan mengeser kesetimbangan kekanan dan
menyebabkan homoglobin mengikat O2
lebih banyak (Lehninyjer; 1982; 53).
Plasma darah
mengandung sekitar 90% air . Diantara berbagai jenis zat yang terlarut dalam
air terdapat garam-garam anorganik. Yang kadang – kadang disubut elektrolit
darah dan terdapat dalam plasma darah bentuk ion terlarut. Kosentrasi gabungan
ion-ion ini penting dalam pemeliharaan keseimbangan osmatik’ Beberapa ion
tersebut membantu dalam menyangga PH darah. Beberap ion juga memiliki PH 7,4
pada manusia. Kemampuan otak dan saraf untuk berfungsi secara normal juga
bergantu pada kosentrasi ion- ion kunci dalam cairan interstisial
(Campbell; 2002; 53).
Darah juga mengangkut
karbondioksida yang terbentuk sebagai hasil ahir oksidasi bahan bakar dari
jaringan keparu- paru selanjutnyankarbondioksida dalam paru- paru dibebaskan
dalm bentuk hembusan udara. Darah yang meninggalkan jantung yang karbindioksida
setara dengan sekitar 60 ml gas CO2 per 100 ml darah, sedangkan darah dalam arteri
yang meninggalkan paru- paru hanya sekitar 50 ml CO2 per 100 ml
(Lehninyjer; 1982; 34).
IV. ALAT DAN BAHAN
A.
Alat
1.
Cawan
porselin ( 2 buah)
2.
Pipet tetes (
10 buah)
3.
Labu semprot
(1 buah)
4.
Gelas kimia
100 ml ( 1 buah)
5.
Pembakar spritus
( 1 buah)
6.
Kasa dan kaki
tiga ( 1 buah)
7.
Corong biasa
(1 buah)
8.
Gelas ukur 10
dan 50 ml (1 buah)
9.
Batang
pengaduk (3 buah)
10.
Rak tabung
reaksi (1 buah)
11.
Klem/
penjepit tabung (1 buah)
B.
Bahan
1.
Hcl 0,1N dan
1 M
2.
Larutan CH3COOH
2M
3.
Larutan [K4Fe(CN)6]
0,2 M
4.
KSCN 0,2 M
5.
Larutan H2O2
3%
6.
Aquades
7.
Pereaksi
benedict
8.
Pereaksi
millon
9.
Pereaksi AgNO3 0,2M
10.
Kertas saring
11.
Sampel darah
12.
Larutan HNO3
encer
V. CARA KERJA
a. Penentuan Fe dalam hemoglobin
1. Memasukkan 10 tetes darah
kedalam cawan porselin, kemudian mamanaskan hingga membara
2. Setelah dingin, menambahkan HCl
0,1 n dan HNO3 yang telah dipanaskan sebelumnya
3. Mengaduk campuran dan menyaring
filtratnya
4. Filtrat yang di peroleh dalam
tabung reaksi ditambahkan K4Fe(CN)6 dan tabung lain
dengan KSCN
5. Mengamati perubahan warna pada
setiap penambahan
b. Tes daya kayalitik darah
1. Memasukkan 2 ml H2O2
3% kedalam tabung reaksi lalu diamati
2. Menambahkan beberap atetes
darah kedalamnya
3.
mengamati perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah pengamatan
C. Tes terhadap komponen- komponen darah
1. Mencampur 25 ml aquadest dan 5
ml liter darah kedalam cawan porselin, lalu panaskan pada pembakar spritus
2. Menambahkan beberapa tetes asam asetat 2M dan lanjutkan pemanasan
hingga terbentuk koagulasi, lalu menyaringnya
3. Membagi filtrat kedalam tiga buah tabung. Tabung pertama, kedua dan
ketiga masing- masing ditambahkan pereaksi benedict, millin dan pereaksi AgNO3
4. Sedangkan endapan yang ada pada
no. 2 dipijarkan, lalu ditambahkan HCl kemudian
1 ml K4Fe(CN)6 2 M
V. HASIL PEMGAMATAN
V.
HASIL
PENGAMATAN
1.
Penentuan Fe
dalam hemoglobin
10
tetes darah darah hangus (hitam) + HCl 0,1 + HNO3
( ) Filtrat dibagi 2 ( tabung 1 + K4Fe(CN)6) larutan biru prusi; (tabung II
+ KSCN) larutan
coklat
2.
Tes daya
katalitik
H2O2 3 % 2 ml (
bening) + beberapa tetes darah larutan merah, ada gelembung
3.
Tes terhadap
komponen – komponen darah
Ø 5
ml darah + H2O 25 ml asam
asetat larutan cokelat, ada
endapan saring filtrat
dibagi 3:
·
Tabung
I + pereaksi benedict merah
bata
·
Tabung
II + AgNO3(0,2 M) bening endapan putih
·
Tabung
III + pereaksi millon ( bening)
2 lapisan (bagian atas: cokelat keruh; bawah: bening)
Ø Endapan saring filtrat + HCl 1 ml + K4Fe(CN)6
0,2 M larutan biru prusi
VI.
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini
kita membahas masalah darah, dimana sampel yang digunakan yaitu darah ayam.
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu mengetahui kandungan Fe dalam
hemoglabin, mengetahui daya katalitik darah dan komponen- komponen dari darah
itu sendiri.
1.
Penentuan Fe
dalam hemoglobin
Mengambil sampel darah, kemudian
dipanaskan hingga membara (hangus). Tujuan dari perlakuan ini yaitu agar zat-
zat lain selain Fe akan menguap. Ada tidaknya logam Fe perlu adanya penambahan
HCl hal ini bertujuan untuk melarutkan besi. Reaksinya:
Fe
+ 2 HCl Fe2+ + Cl- + H2
Kemudian
penambahan HNO3 encer yang bertujuan mengubah Fe2+ manjadi Fe3+. Reaksinya:
Fe2+
+ HNO3 Fe3+
+ NO + 2 H2O
Setelah terbentuk
ion Fe2+ dan ion Fe3+, maka campuran darah tersebut
disaring. Hasil filtrat dibagi menjadi dua bagian. Tabung pertama ditambahkan K4Fe(CN)6
yang berfungsi untuk mengikat ion Fe2+ sesuai dengan persamaan
reaksi:
Fe2+
+ [Fe(CN)6] + 4K+ Fe3+ + [Fe(CN)6]4-
4 Fe3+
+ [Fe(CN)6]4- Fe4 [Fe(CN)6]3
Warna larutan menjadi biru prusi yang menunjukkan adanya Fe2+ dalam darah. Tabung kedua
ditambahkan KSCN yang bertujuan sama dengan K4Fe(CN)6 yaitu
mengikat ion Fe3+. Reaksi yang terjadi:
Fe3+
+ SCN-
Fe(SCN)3
Warna larutan yang diperoleh adalah larutan cokelat. Hal ini menunjukan
bahwa didalam darah terdapat ion Fe3+
2.
Tes daya
katalitik darah
Mengambil H2O2
3% beberapa mili, warna lurutan bening dan tak terdapat gelembung. Setelah
ditambahkan beberapa tetes darah, maka warna larutan menjadi merah dan
terbentuk gelembung gas. Hal ini membuktikan bahwa dalam darah terdapat enzim
katalase yang berfungsi mempercepat prosese penguraian H2O2. Reaksinya:
2H2O2 2H2O + O2
Hb
+ H2O2
HbO2 + H2
3.
Tes terhadap
komponen-komponen darah
Langkah awal dalam percobaan ini yaitu
mengambil 25 ml aquadest dan 5 ml sampel darah. Kedua campuran tersebut
dipanaskan dan ditambahkan beberapa tetes asam asetat yang bertujuan agar
terbentuk koagolasi. Kemudian kuagolasi tersebut disaring dan filtrat dibagi
menjadi tiga buah tabung. Tabung pertama ditambahkan pereaksi benedict yang
telah dipanaskam sebelumnya. Tujun dari pengujian ini yaitu mengetahui adanya
gula pereduksi dalam darah, uji positifnya yaitu terbentuk larutan yang
berwarna merah bata. Reaksinya
Pada tabung II ditambahkan AgNO3 yang bertujuan
mengidentifikasi ion Cl- dalam darah. Uji positifnya yaitu
terbentuknya endapan putih. Reaksinya:
AgNO3 + Cl- AgCl + NO3-
Selanjutnya, pada
tabung III ditambahkan pereaksi millon yang bertujuan mengidentifikasi protein
dalam darah. Uji positifnya yaitu terbentuk cicin ungu. Reaksinya:
Dalam percobaan
yang kami lakukan tidak terbentuk cincin ungu melainkan terbentuk 2 lapisan
(atas=cokelat keruh; bawah=bening). Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada
pereaksi yang kami gunakan .
Untuk endapan yang
telah ditambahkan dengan HCl yang sebelumnya telah dipijarkan diuji dengan K4Fe(CN)6 dan terbentuk
larutan biru prussi.
VII. KESIMPELAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Pada
penentuan Fe dalam hemoglobin, pada penambahan K4Fe(CN)6 terjadi
perubahan warna biru prussi sedangkan KSCN larutan cokelat yang
menendakan adanya ion Fe dalam darah
2.
Adanya
gelembung menunjukan bahwa darah dapat mempercepat proses penguraian hidrogen
peroksida
3.
Komponen-
komponen darah terdiri dari Cl- pada penambahan AgNO3
B.
Saran
Diharapkan kepada
praktikan selanjutnya agar sampel darah yang digunakan harus betul– betul
berasal dari ayam yang sehat sehingga uji yang dilakukan sesuai dengan tujuan
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Golongan
Darah.(online),Http://WWW.wave88.co.cc/2010/02/Golongan Darah.html. Diakses
pada tanggal 5 September 2010
Campbell. 2002. Biologi. Erlangga; Jakarta
Lehniger. 1982. Dasar- Dasar Biokimia jilid 2.
Erlangga; Jakarta
Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar- Dasar Biokimia. UIP;
Jakarta
Tim Dosen kimia. 2010. Penuntun Praktikum
Biokimia. Jurusan Kimia FMIPA UNM; makassar
silahkan download disini
silahkan download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar