Jumat, 18 Mei 2012

Empedu (laporan)


I.              Judul percobaan
     “EMPEDU”

II.           Tujuan percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami cara:
1.      Melakukan test keadaan fisik empedu
2.      Melakukan test musin dan senyawa anorganik pada empedu
3.      Melakukan test zat warna vander beg dan test asam empedu

III.    Landasan teori
Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu, zat warna empedu, lesitin, cholesterol dan garam-garam anorganik. Garam- garam empedu berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan mempermudah daya mengemulsi lemak. Dengan demikian akan mempermudah kerja lipase, lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam lemak menghasilkan senyawa kompleks yang lebih mudah larut dan mudah terabsiorpsi sebagai hasil proses lipolisis ( Tim Dosen,2010: 10 ).
Cairan empedu dibuat dalam hati dan disimpan dalam kantung empedu apabila tidak digunakan. Kantung empedu ini terdapat melekat pada hati. Pada waktu ada proses pencernaan makanan kantung empedu berkontraksi, dan mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum, melalui saluran yang menyatu dengan saluran cairan pangkreas pada bagian akhir ( Anna, P. 1994: 244 ).
Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning agak kental dan mempunyai rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500ml sampai 700ml dan mempunyai pH antara 6,9 sampai 7,7 kontraksi dan pengenduran kantung empedu diatur oleh hormone kolesistokonin yang dibentuk dalam sel usus, sebagai akibat adanya makanan yang masuk ke dalam usus, terutama protein dan lemak. Cairan empedu mengandung zat-zat organik yaitu HCO3-, Cl-, Na+ dan K+ serta zat-zat organik yaitu asam-asam empedu, bilirubin dan kolesterol ( Anna, P. 1994: 244 ).
Hati melakukan berbagai fungsi penting dalam tubuh termasuk produksi empedu, suatu campuran zat penting yang disimpan dalam kantung empedu sampai diperlukan. Empedu tidak mengandung enzim pencernaan, tetapi mengandung garam empedu, yang bertindak sebagai deterjen dan membantu dalam pencernaan dan penyerapan lemak, empedu juga mengandung pigmen yang merupakan hasil sampingan perusakan sel darah merah dalam hati pigmen empedu ini dikeluarkan dari tubuh  bersama-sama dengan fases ( Campbell, 2004; 33 ).
Empedu dihasilkan oleh hati. Garam empedu yang dihasilkan memecah agregat lemak hingga memperbesar luas permukaannya. Bentuk micelles(Agregat dari asam lemak, kolesterol dan monogliserida) yang dihasilkannya membuat lemak dapat larut dalam air. Hal ini penting dalam mempercepat proses pencernaan lemak. Pentingnya proses pemecahan lemak dapat larut dalam air. Hati dan kantung empedu adalah dua bagian yang tak terpisah saat kita membahas tentang empedu (Anonim, 2010).
Fungsi utama dari empedu itu sendiri ada dua yaitu: berperan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak , pencernaan lemak ini dilakukan oleh asam empedu dalam dua tahap yaitu:
1.      Membantu mengemulsi partikel lemak besar menjadi kecil, sehingga biasa diserang enzim lipase yang disekresikan oleh enzim pancreas.
2.      Membantu transfor dan absorpsi produk akhir lemak yang dicerna menuju dan melalui membrane mukosa intestinal.
Kedua asam empedu adalah alat untuk mengeluarkan produk buangan darah seperti bilirubin dan kelebihan kolesterol yang dibentuk oleh sel hati (Anonim, 2010).
Kandungan empedu merupakan kantong berbentuk seperti buah alpokat Yng terletak tepat di bawah lobus kanan inti. Empedu yang disekresi secara terus menerus oleh hati masuk ke dalam saluran empedu yang kecil di hati. Saluran empedu yang kecil-kecil tersebut bersatu membentuk dua saluran yang lebih besar yang keluar dari permukaan  bawah hati sebagai duktushepatikus kanan dan kiri, yang akan bersatu membentuk duktushepatikus komunis. Duktushepatikus komunis bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus. Pada banyak orang, duktuskoledokus bersatu dengan duktus pankretikus membentuk ampula vateri sebelum bermuara ke usus halus. Bagian terminal dari kledua saluran dan ampela dikelilingi oleh serabut otot sirkula, dikenal sebagai sfingar oddi (Anonim, 2010).
Asam-asam empedu yang penting ialah asam kolat dan asam deoksi kolat, beberapa fungsi asam empedu antara lain:
1.      Sebagai emulgator dalam proses pencernaan lemak dalam usus
2.      Dapat mengaktifkan lipase dalam cairan pancreas
3.      Membantu obsorpsi asam-asam lemak, kolesterol, vitamin D dan K serta karoten
4.      Sebagai perangsang aliran cairan empedu dari hati
5.      Menjaga agar kolesterol tetap larut dalam cairan empedu sebab bila perbandingan asam empedu dengan kolesterol rendah akan menyebabkan terjadinya endapan kolesterol (Anna, P. 1994: 244).
Hati merupakan tempat terjadinya biosintesa prottrombin dan fibrinogen persyaratan yang mempengaruhi hati seperti hepatitis dan alkoholisme menahun dapat mempengaruhi proses pengumpalan. Vitamin K diperlukan untuk biosintesa protrombin dan kekurangan terhadap vitamin yang larut dalam lemak ini dapat diperpanjang waktu pengumpalannya. Hati merupakan kedudukan utama bagi metabolisme asam-asam amino(Pagel. David. 1997).
Zat warna pada empedu berasal dari pemecahan hemoglobin pada butir darah merah. Beberapa zat warna itu adalah biliverdin (hijau) dan bilirubin (orange, kuning, cokelat). Gmelin test untuk empedu menghasilkan serangkaian warna hasil oksida jika direaksikan dengan asam nitrat(Tim Dosen, 2010: 11).


IV.        Alat dan Bahan
Alat
1.      Tabung reaksi besar
2.      Tabung reaksi kecil
3.      Gelas kimia 250 ml
4.      Pipet tetes
5.      Gelas ukur
6.      Corong biasa
7.      Botol semprot
8.      Rak tabung
9.      Lap kasar dan halus
Bahan
1.      Empedu
2.      Aquadest
3.      Asam asetat (CH3COOH) 10%
4.      Larutan perak nitrat (AgNO3)
5.      Larutan barium clorida (BaCl2)
6.      Ammonium molibdat
7.      Larutan asamnitrat (HNO3) pekat
8.      Larutan Iod (I2) 0,5%
9.      Kristal sukrosa
10.  Asam sulfat (H2SO4) pekat
11.  Pereaki molisch
12.  Kertas saring
13.  Tissu

V.  Prosedur Kerja
1.Test keadaan fisik
Memeriksa warna,bau,keadaan wujud,derajat keasaman (dengan indicator universal) dan berat jenis empedu.
2.Test Musin dan Senyawa Anorganik pada Empedu
a.Mengasamkan 25 ml empedu yang telah diencerkan dengan menggunakan asam asetat 10%.
b.Setelah musinnya terendapkan dilakukan penyaringan.
c.Filtrat yang telah diperoleh digunakan untuk pemeriksaan:
- Clorida dengan penambahan AgNO3
- Sulfat dengan penambahan BaCl2
- Phosfat dengan penambahan Amonium Molibdat
3. Test Warna Empedu (Test Gmelin)
a.Menambahkan 3 ml HNO3 pekat kedalam tabung reaksi
b.Memipet dengan hati-hati sejumlah yang sama empedu sehingga berada      pada bagian atas
c.Menggoyangkan campuran dengan perlahan-lahan lalu mencatat hasilnya
4. Test Smith
a.Menambahkan beberapa tetes larutan I2 0,5% dalam alcohol
b.Mengusahakan larutan I2 tetap diatas
c.Mengamati lapisan cincin warna hijau tua,biru hijau pada antara  kedua lapisan campuran
5. Test Asam Empedu
a.Menambahkan Kristal sukrosa kedalam 3ml empedu yang telah   diencerkan 1:5
b.Mengocok hingga larut semua
c.Menambahkan secara perlahan-lahan 3ml H2SO4 pekat
d.Memiringkan tabung secara perlahan-lahan dan mencatat hasilnya
e,Membandingkan hasilnya dengan pereaksi molisch


VI.        Hasil Pengamatan
1.      Test keadaan Fisik Empedu
a.       Warna              : Hijau Pekat
b.      Bau                              : Anyir
c.       Keadaan Wujud          : Kental
d.      Derajat Keasaman       : pH 7
e.       Berat Jenis                   : 1,0039 g/ml
2.      Test Musin dan senyawa Anorganik Pada Empedu
25ml empedu(hijau)+ CH3COOH 10%→  ↓ tetap hijau disaring
Filtrat (dientifikasi)
a.       Filtrat (hijau) + AgNO3(bening)→ ↓ putih
b.      Filtrat (hijau) + BaCl2(bening)→ larutan berwarna hijau
c.       Filtrate(hijau) + NH4 molibdat(bening)→ larutan hijau tua
3.      A. Test warna Empedu
Larutan empedu(hijau) + 3ml HNO3 pekat→ larutan berwarna orange
B. Test Smith
Empedu + I2 0,5%(dalam fenol)→ terdapat lapisan cincin hijau/biru pada kedua lapisan
5. Test Asam Amino
a. 1ml aquadest + 5ml empedu(hijau) → empedu encer diambil→ 3ml empedu encer(hujau) + kristal sukrosa(putih) dikocok→ larutan hijau pekat + 3ml H2SO4→ larutan berwarna putih dan terdapat ↓
b. 1ml aquadest + 5ml empedu → empedu encer diambil→ 3ml empedu encer(hijau) + Kristal sukrosa(putih) dikocok→ larutan hijau pekat + 3ml molisch → terdapat 2 lapisan → (lapisan atas hijau pekat)
(lapisan bawah hijau muda)



VII.     Pembahasan
1.      Test Keadaan fisik Empedu
Pada percobaan ini, yakni untuk mengetahui keadaan fisik empedu. Pada pengujian ini, empedu yang digunakan diencerkan terlebih dahulu diencerkan dengan aquadest. Warna dari empedu adalah hijau pekat dan meminliki bau anyir hal ini disebabkan karena empedu tersusun dari asam-asam lemah. pH yang diugunakan empedu adalah 7, sedangkan sedangkan menurut teori empedu memiliki pH antara 6,9 sampai 7,7. Keadaan wujud dari empedu yaitu kental, hal ini menunjukkan bahwa empedu yng digunakan masih kental.
2.      Test Musin dan Senyawa Anorganik pada Empedu
Pada percobaan ini empedu yang telah diencerkan dengan aquadest diasamkan terlebih dulu dengan asam asetat 10% dengan tujuan untuk mengendapkan musin sehingga larutan yang dihasilkan adalah larutan yang berwarna hijau dan endapan hijau. Kemudian disaring dan menghasilkan garam-garam empedu dimana garam empedu ini berperan dalam absorpsi dan vitamin-vitamin A,D,E, dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak yang mempermudah kerja lipase serta garam empedu bereaksi dengan asam lemak menghasilkan senyawa kompleks yang mudah larut dan terabsorpsi sebagai hasil lipolisis, sedangkan filtrate digunakan untuk menguji:
a.       Uji Clorida, dimana filtrate ditambahkan dengan larutan AgNO3 dan menghasilkan endapan putih yang menandakan pada cairan empedu positi(+) mengandung ion Cl-. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa suatu sampel yang ditambahkan dengan AgNO3 akan diperoleh endapan putih yang menandakan adanya ion Cl-. Klorida merupakan zat-zat anorganik yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh. Reaksinya adalah:
Cl- +_AgNO3→ ↓ AgCl(putih) + NO-3
b.      Uji sulfat, dimana filtrate ditambahkan dengan BaCl2 menghasilkan larutan yang berwarna hijau, hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa bila suatu sampel ditambahkan dengan BaCl2 maka akan diperoleh endapan putih yang menunjukkan ion sulfat yang berupa garam CuSO4 dan Cr(SO4)2. Reaksi yang terjadi:
SO42- + BaCl2→ ↓BaSO4(putih) + 2Cl-
c.       Uji posfat, filtrate ditambahkan dengan ammonium molibdat dan menghasilkan larutan hijau pekat yang menandakan bahwa pada cairan empedu positif(+) mengandung ion PO43-. Hal ini sesuai dengan teori bahwa bila suatu sampel ditambahkan ammonium molibdat maka akan menghasilkan larutan yang berwarna hijau yang menunjukkan adanya ion PO43-. Reaksi yang terjadi adalah:
HPO42- + 3NH4 + 2MoO42- + 23H+→↓(NH4)3P(MoO10)4 + 12H2O
Fospat berfungsi untuk menghasilkan bilirubin serum dalam bentuk garam Na3PO4,Ca3(PO4)2,alkali posfat.

3.      Test Gmelin
Zat warna empedu berasal dari pemecahan hemoglobin pada butir sel darah merah. Beberapa zat warna itu adalah bilirubin(orange,kuning,coklat) dan biliverdin(hijau). Pada percobaan ini larutan NH3 pekat ditambahkan kedalam tabung yang berisi cairan empedu. Tujuan dari penambahan HNO3 agar terjadi oksidasi zat warna empedu. Banyaknya HNO3 pekat yang dimasukkan kedalam tabung reaksi diusahakan sama banyak dengan jumlah empedu sehingga cairan empedu berada pada bagian atas (hijau) dan bagian bawah larutan HNO3(p), setelah digoyangkan menghasilkan larutan yang brwarna orange. Test gmelin empedu berdasarkan atas reaksi asam nitrat dengan zat warna menghasilkan serangkaian hasil oksida. Fungsi dari zat warna ini adalah menurungkan kadar gula darah,mencegah kelelahan otot,dan memperbaiki kerusakan hati akibat alcohol.

4.      Test Smith
      Pada pengujian ini, yakni untuk menentukan kadar bilirubin (zat warna) dalam empedu. Cairan empedu encer ditambahkan dengan aquadest kemudian dialira dengan larutan I2 0,5% dalam alcohol melalui dinding tabung, sehingga diperoleh cincin hijau diantara dua lapisan, lapisan atas(merah) dan lapisan bawah(hijau) yang merupakan cairan dari empedu. Reaksi yang terjadi:
C2H5-5H                                      C2H5-5H
                                 │                                                  │
 H -C-COOH  + I2 +Ag+  →          H-C-COOH
      │                                                               │
      NH2                                                              NH2I
                                                            (Biru hijau)

5.      Test Asam Amino
Test pada percobaan ini, yakni untuk mengetahui asam-asam empedu. Cairan empedu yang telah diencerkan 1:5 ditambahkan dengan Kristal sukrosa (gula pasir) menghasilkan larutan yang berwarna hijau. Larutan kemudian ditambahkan dengan H2SO4(p) menghasilkan larutan berwarna hitam dan terdapat endapan. Selanjutnya hasil percobaan ini dibandingkan dengan cairan empedu yang ditambahkan dengan pereaksi molisch dan ternyata hasil yang diperoleh berbeda yakni diperoleh dua lapisan, lapisan bawah(hijau pekat), lapisan atas(hijau muda).

VIII.       Kesimpulan dan Saran
A.    Kesimpulan
1.      Empedu berbau amis/anyir,warna hijau pekat,keadaan wujud kental,derajat keasaman 7 dan berat jenisnya 1,0039 g/ml.
2.      Pada percobaan ini empedu mengandung musin dari zat-zat anorganik yakni Cl- dan PO43-.
3.      Pada test warna empedu, dilakukan dengan test gmeli dan smith dengan larutan yang diperoleh warna orange dan larutan yang mempunyai lapisan cincin hijau/biru.
4.      Pada test asam empedu,cairtan empedu dengan sukrosa dan asam sulfat menghasilkan larutan yang berwarna hitam dan terdapat endapan.

B.     Saran
Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih berhati-hati dan teliti dalam melakukan praktikum agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan tepat.












Daftar Pustaka


Anonym.2010. Empedu. http://mypotik.blogspot.com/2010/06/mengatasi batu –empedu-dengan-ramuan-html/. Diakses pada tanggal 30 Novembar 2010.

Anonym,2010. Manfaat Empedu. http://oknurse.wordpress.com/keperawatan/ cholelithiasis/. Diakses pada tanggal 30 November 2010.

Campbell.2004. Biologi Edisi Ke-3 Jilid 5. Jakarta: Erlangga

Pogel,S David.1997. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga

Poedjiadi,Anna.1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press

Tim Dosen.2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: FMIPA UNM







silahkan download disini





Tidak ada komentar:

Posting Komentar