I.
Judul percobaan
“EMPEDU”
II.
Tujuan percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa
diharapkan mampu memahami cara:
1. Melakukan
test keadaan fisik empedu
2. Melakukan
test musin dan senyawa anorganik pada empedu
3. Melakukan
test zat warna vander beg dan test asam empedu
III. Landasan teori
Dalam
empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu, zat
warna empedu, lesitin, cholesterol dan garam-garam anorganik. Garam- garam
empedu berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K yang
larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan mempermudah daya
mengemulsi lemak. Dengan demikian akan mempermudah kerja lipase, lebih lanjut
garam empedu bereaksi dengan asam lemak menghasilkan senyawa kompleks yang
lebih mudah larut dan mudah terabsiorpsi sebagai hasil proses lipolisis ( Tim
Dosen,2010: 10 ).
Cairan
empedu dibuat dalam hati dan disimpan dalam kantung empedu apabila tidak
digunakan. Kantung empedu ini terdapat melekat pada hati. Pada waktu ada proses
pencernaan makanan kantung empedu berkontraksi, dan mengeluarkan cairan empedu
ke dalam duodenum, melalui saluran yang menyatu dengan saluran cairan pangkreas
pada bagian akhir ( Anna, P. 1994: 244 ).
Cairan
empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning agak kental dan mempunyai rasa
pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500ml sampai 700ml dan
mempunyai pH antara 6,9 sampai 7,7 kontraksi dan pengenduran kantung empedu
diatur oleh hormone kolesistokonin yang dibentuk dalam sel usus, sebagai akibat
adanya makanan yang masuk ke dalam usus, terutama protein dan lemak. Cairan
empedu mengandung zat-zat organik yaitu HCO3-, Cl-, Na+
dan K+ serta zat-zat organik yaitu asam-asam empedu, bilirubin
dan kolesterol ( Anna, P. 1994: 244 ).
Hati
melakukan berbagai fungsi penting dalam tubuh termasuk produksi empedu, suatu
campuran zat penting yang disimpan dalam kantung empedu sampai diperlukan.
Empedu tidak mengandung enzim pencernaan, tetapi mengandung garam empedu, yang
bertindak sebagai deterjen dan membantu dalam pencernaan dan penyerapan lemak,
empedu juga mengandung pigmen yang merupakan hasil sampingan perusakan sel darah
merah dalam hati pigmen empedu ini dikeluarkan dari tubuh bersama-sama dengan fases ( Campbell, 2004;
33 ).
Empedu
dihasilkan oleh hati. Garam empedu yang dihasilkan memecah agregat lemak hingga
memperbesar luas permukaannya. Bentuk micelles(Agregat dari asam lemak,
kolesterol dan monogliserida) yang dihasilkannya membuat lemak dapat larut
dalam air. Hal ini penting dalam mempercepat proses pencernaan lemak.
Pentingnya proses pemecahan lemak dapat larut dalam air. Hati dan kantung
empedu adalah dua bagian yang tak terpisah saat kita membahas tentang empedu
(Anonim, 2010).
Fungsi
utama dari empedu itu sendiri ada dua yaitu: berperan penting dalam pencernaan
dan absorpsi lemak , pencernaan lemak ini dilakukan oleh asam empedu dalam dua
tahap yaitu:
1. Membantu
mengemulsi partikel lemak besar menjadi kecil, sehingga biasa diserang enzim
lipase yang disekresikan oleh enzim pancreas.
2. Membantu
transfor dan absorpsi produk akhir lemak yang dicerna menuju dan melalui
membrane mukosa intestinal.
Kedua
asam empedu adalah alat untuk mengeluarkan produk buangan darah seperti
bilirubin dan kelebihan kolesterol yang dibentuk oleh sel hati (Anonim, 2010).
Kandungan empedu merupakan kantong berbentuk seperti
buah alpokat Yng terletak tepat di bawah lobus kanan inti. Empedu yang
disekresi secara terus menerus oleh hati masuk ke dalam saluran empedu yang
kecil di hati. Saluran empedu yang kecil-kecil tersebut bersatu membentuk dua
saluran yang lebih besar yang keluar dari permukaan bawah hati sebagai duktushepatikus kanan dan
kiri, yang akan bersatu membentuk duktushepatikus komunis. Duktushepatikus
komunis bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus. Pada
banyak orang, duktuskoledokus bersatu dengan duktus pankretikus membentuk
ampula vateri sebelum bermuara ke usus halus. Bagian terminal dari kledua
saluran dan ampela dikelilingi oleh serabut otot sirkula, dikenal sebagai
sfingar oddi (Anonim, 2010).
Asam-asam empedu yang penting ialah asam kolat dan
asam deoksi kolat, beberapa fungsi asam empedu antara lain:
1. Sebagai
emulgator dalam proses pencernaan lemak dalam usus
2. Dapat
mengaktifkan lipase dalam cairan pancreas
3. Membantu
obsorpsi asam-asam lemak, kolesterol, vitamin D dan K serta karoten
4. Sebagai
perangsang aliran cairan empedu dari hati
5. Menjaga
agar kolesterol tetap larut dalam cairan empedu sebab bila perbandingan asam
empedu dengan kolesterol rendah akan menyebabkan terjadinya endapan kolesterol
(Anna, P. 1994: 244).
Hati
merupakan tempat terjadinya biosintesa prottrombin dan fibrinogen persyaratan
yang mempengaruhi hati seperti hepatitis dan alkoholisme menahun dapat
mempengaruhi proses pengumpalan. Vitamin K diperlukan untuk biosintesa protrombin
dan kekurangan terhadap vitamin yang larut dalam lemak ini dapat diperpanjang
waktu pengumpalannya. Hati merupakan kedudukan utama bagi metabolisme asam-asam
amino(Pagel. David. 1997).
Zat
warna pada empedu berasal dari pemecahan hemoglobin pada butir darah merah.
Beberapa zat warna itu adalah biliverdin (hijau) dan bilirubin (orange, kuning,
cokelat). Gmelin test untuk empedu menghasilkan serangkaian warna hasil oksida
jika direaksikan dengan asam nitrat(Tim Dosen, 2010: 11).
IV.
Alat dan Bahan
Alat
1. Tabung
reaksi besar
2. Tabung
reaksi kecil
3. Gelas
kimia 250 ml
4. Pipet
tetes
5. Gelas
ukur
6. Corong
biasa
7. Botol
semprot
8. Rak
tabung
9. Lap
kasar dan halus
Bahan
1. Empedu
2. Aquadest
3. Asam
asetat (CH3COOH) 10%
4. Larutan
perak nitrat (AgNO3)
5. Larutan
barium clorida (BaCl2)
6. Ammonium
molibdat
7. Larutan
asamnitrat (HNO3) pekat
8. Larutan
Iod (I2) 0,5%
9. Kristal
sukrosa
10. Asam
sulfat (H2SO4) pekat
11. Pereaki
molisch
12. Kertas
saring
13. Tissu
V. Prosedur Kerja
1.Test keadaan
fisik
Memeriksa
warna,bau,keadaan wujud,derajat keasaman (dengan indicator universal) dan berat
jenis empedu.
2.Test
Musin dan Senyawa Anorganik pada Empedu
a.Mengasamkan 25
ml empedu yang telah diencerkan dengan menggunakan asam asetat 10%.
b.Setelah
musinnya terendapkan dilakukan penyaringan.
c.Filtrat yang
telah diperoleh digunakan untuk pemeriksaan:
-
Clorida dengan penambahan AgNO3
-
Sulfat dengan penambahan BaCl2
-
Phosfat dengan penambahan Amonium Molibdat
3. Test Warna
Empedu (Test Gmelin)
a.Menambahkan 3
ml HNO3 pekat kedalam tabung reaksi
b.Memipet
dengan hati-hati sejumlah yang sama empedu sehingga berada pada bagian atas
c.Menggoyangkan
campuran dengan perlahan-lahan lalu mencatat hasilnya
4.
Test Smith
a.Menambahkan
beberapa tetes larutan I2 0,5% dalam alcohol
b.Mengusahakan
larutan I2 tetap diatas
c.Mengamati
lapisan cincin warna hijau tua,biru hijau pada antara kedua lapisan campuran
5. Test Asam
Empedu
a.Menambahkan
Kristal sukrosa kedalam 3ml empedu yang telah diencerkan 1:5
b.Mengocok
hingga larut semua
c.Menambahkan
secara perlahan-lahan 3ml H2SO4 pekat
d.Memiringkan
tabung secara perlahan-lahan dan mencatat hasilnya
e,Membandingkan
hasilnya dengan pereaksi molisch
VI.
Hasil Pengamatan
1. Test
keadaan Fisik Empedu
a. Warna : Hijau Pekat
b. Bau : Anyir
c. Keadaan
Wujud : Kental
d. Derajat
Keasaman : pH 7
e. Berat
Jenis : 1,0039 g/ml
2. Test
Musin dan senyawa Anorganik Pada Empedu
25ml
empedu(hijau)+ CH3COOH 10%→ ↓
tetap hijau disaring→
Filtrat
(dientifikasi)
a. Filtrat
(hijau) + AgNO3(bening)→ ↓ putih
b. Filtrat
(hijau) + BaCl2(bening)→ larutan berwarna hijau
c. Filtrate(hijau)
+ NH4 molibdat(bening)→ larutan hijau tua
3. A.
Test warna Empedu
Larutan
empedu(hijau) + 3ml HNO3 pekat→ larutan berwarna orange
B.
Test Smith
Empedu + I2
0,5%(dalam fenol)→ terdapat lapisan cincin hijau/biru pada kedua lapisan
5. Test Asam
Amino
a.
1ml aquadest + 5ml empedu(hijau) → empedu encer diambil→ 3ml empedu
encer(hujau) + kristal sukrosa(putih) dikocok→ larutan hijau pekat +
3ml H2SO4→ larutan berwarna putih dan terdapat ↓
b.
1ml aquadest + 5ml empedu → empedu encer diambil→ 3ml empedu
encer(hijau) + Kristal sukrosa(putih) dikocok→ larutan hijau pekat +
3ml molisch → terdapat 2 lapisan → (lapisan atas hijau pekat)
(lapisan bawah
hijau muda)
VII.
Pembahasan
1. Test
Keadaan fisik Empedu
Pada percobaan ini, yakni untuk
mengetahui keadaan fisik empedu. Pada pengujian ini, empedu yang digunakan
diencerkan terlebih dahulu diencerkan dengan aquadest. Warna dari empedu adalah
hijau pekat dan meminliki bau anyir hal ini disebabkan karena empedu tersusun
dari asam-asam lemah. pH yang diugunakan empedu adalah 7, sedangkan sedangkan
menurut teori empedu memiliki pH antara 6,9 sampai 7,7. Keadaan wujud dari
empedu yaitu kental, hal ini menunjukkan bahwa empedu yng digunakan masih
kental.
2. Test
Musin dan Senyawa Anorganik pada Empedu
Pada percobaan ini empedu yang telah
diencerkan dengan aquadest diasamkan terlebih dulu dengan asam asetat 10%
dengan tujuan untuk mengendapkan musin sehingga larutan yang dihasilkan adalah
larutan yang berwarna hijau dan endapan hijau. Kemudian disaring dan
menghasilkan garam-garam empedu dimana garam empedu ini berperan dalam absorpsi
dan vitamin-vitamin A,D,E, dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu
merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak yang
mempermudah kerja lipase serta garam empedu bereaksi dengan asam lemak
menghasilkan senyawa kompleks yang mudah larut dan terabsorpsi sebagai hasil
lipolisis, sedangkan filtrate digunakan untuk menguji:
a. Uji
Clorida, dimana filtrate ditambahkan dengan larutan AgNO3 dan
menghasilkan endapan putih yang menandakan pada cairan empedu positi(+)
mengandung ion Cl-. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa suatu sampel yang ditambahkan dengan AgNO3 akan diperoleh
endapan putih yang menandakan adanya ion Cl-. Klorida merupakan
zat-zat anorganik yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa dalam
tubuh. Reaksinya adalah:
Cl-
+_AgNO3→ ↓ AgCl(putih) + NO-3
b. Uji
sulfat, dimana filtrate ditambahkan dengan BaCl2 menghasilkan
larutan yang berwarna hijau, hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian tidak
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa bila suatu sampel ditambahkan dengan
BaCl2 maka akan diperoleh endapan putih yang menunjukkan ion sulfat
yang berupa garam CuSO4 dan Cr(SO4)2. Reaksi
yang terjadi:
SO42-
+ BaCl2→ ↓BaSO4(putih) + 2Cl-
c. Uji
posfat, filtrate ditambahkan dengan ammonium molibdat dan menghasilkan larutan
hijau pekat yang menandakan bahwa pada cairan empedu positif(+) mengandung ion
PO43-. Hal ini sesuai dengan teori bahwa bila suatu
sampel ditambahkan ammonium molibdat maka akan menghasilkan larutan yang
berwarna hijau yang menunjukkan adanya ion PO43-. Reaksi
yang terjadi adalah:
HPO42-
+ 3NH4 + 2MoO42- + 23H+→↓(NH4)3P(MoO10)4
+ 12H2O
Fospat berfungsi
untuk menghasilkan bilirubin serum dalam bentuk garam Na3PO4,Ca3(PO4)2,alkali
posfat.
3. Test
Gmelin
Zat
warna empedu berasal dari pemecahan hemoglobin pada butir sel darah merah.
Beberapa zat warna itu adalah bilirubin(orange,kuning,coklat) dan
biliverdin(hijau). Pada percobaan ini larutan NH3 pekat ditambahkan
kedalam tabung yang berisi cairan empedu. Tujuan dari penambahan HNO3
agar terjadi oksidasi zat warna empedu. Banyaknya HNO3 pekat yang
dimasukkan kedalam tabung reaksi diusahakan sama banyak dengan jumlah empedu
sehingga cairan empedu berada pada bagian atas (hijau) dan bagian bawah larutan
HNO3(p), setelah digoyangkan menghasilkan larutan yang
brwarna orange. Test gmelin empedu berdasarkan atas reaksi asam nitrat dengan
zat warna menghasilkan serangkaian hasil oksida. Fungsi dari zat warna ini
adalah menurungkan kadar gula darah,mencegah kelelahan otot,dan memperbaiki
kerusakan hati akibat alcohol.
4. Test
Smith
Pada pengujian ini, yakni untuk menentukan
kadar bilirubin (zat warna) dalam empedu. Cairan empedu encer ditambahkan
dengan aquadest kemudian dialira dengan larutan I2 0,5% dalam
alcohol melalui dinding tabung, sehingga diperoleh cincin hijau diantara dua
lapisan, lapisan atas(merah) dan lapisan bawah(hijau) yang merupakan cairan
dari empedu. Reaksi yang terjadi:
C2H5-5H C2H5-5H
│
│
H -C-COOH
+ I2 +Ag+ → H-C-COOH
│
│
NH2
NH2I
(Biru hijau)
5. Test
Asam Amino
Test
pada percobaan ini, yakni untuk mengetahui asam-asam empedu. Cairan empedu yang
telah diencerkan 1:5 ditambahkan dengan Kristal sukrosa (gula pasir)
menghasilkan larutan yang berwarna hijau. Larutan kemudian ditambahkan dengan H2SO4(p)
menghasilkan larutan berwarna hitam dan terdapat endapan. Selanjutnya hasil
percobaan ini dibandingkan dengan cairan empedu yang ditambahkan dengan
pereaksi molisch dan ternyata hasil yang diperoleh berbeda yakni diperoleh dua
lapisan, lapisan bawah(hijau pekat), lapisan atas(hijau muda).
VIII. Kesimpulan
dan Saran
A. Kesimpulan
1. Empedu
berbau amis/anyir,warna hijau pekat,keadaan wujud kental,derajat keasaman 7 dan
berat jenisnya 1,0039 g/ml.
2. Pada
percobaan ini empedu mengandung musin dari zat-zat anorganik yakni Cl-
dan PO43-.
3. Pada
test warna empedu, dilakukan dengan test gmeli dan smith dengan larutan yang
diperoleh warna orange dan larutan yang mempunyai lapisan cincin hijau/biru.
4. Pada
test asam empedu,cairtan empedu dengan sukrosa dan asam sulfat menghasilkan larutan
yang berwarna hitam dan terdapat endapan.
B. Saran
Diharapkan
kepada praktikan selanjutnya agar lebih berhati-hati dan teliti dalam melakukan
praktikum agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan tepat.
Daftar
Pustaka
Anonym.2010.
Empedu. http://mypotik.blogspot.com/2010/06/mengatasi
batu –empedu-dengan-ramuan-html/. Diakses pada tanggal 30 Novembar 2010.
Anonym,2010.
Manfaat Empedu. http://oknurse.wordpress.com/keperawatan/
cholelithiasis/. Diakses pada tanggal 30 November 2010.
Campbell.2004. Biologi Edisi Ke-3 Jilid 5. Jakarta:
Erlangga
Pogel,S David.1997. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta:
Erlangga
Poedjiadi,Anna.1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press
Tim Dosen.2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar:
FMIPA UNM
silahkan download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar