BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Berbagai
sumber yang menguak sejarah tentang buku. Buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun
2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus. Kertas
papirus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk
buku yang pertama. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang
Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas
daun dan kemudian membacanya berulang-ulang. Berabad-abad kemudian di Cina,
para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi
satu. Hal tersebut mempengaruhi sistem penulisan di Cina di mana huruf-huruf
Cina dituliskan secara vertikal yaitu dari atas ke bawah.
Buku yang
terbuat dari kertas baru ada setelah Cina berhasil menciptakan kertas pada
tahun 200-an SM dari bahan dasar bambu di ditemukan oleh Tsailun. Kertas
membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi
penciptaan kertas dari Cina ke Eropa pada awal abad 11 Masehi. Pada saat inilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan
diciptakannya mesin cetak oleh Gutenberg perkembangan dan
penyebaran buku mengalami revolusi. Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama
dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku.
Buku
dalam arti luas mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukiskan
atas segala macam lembaran papyrus, lontar, perkamen dan kertas dengan segala
bentuknya: berupa gulungan, di lubangi dan diikat dengan atau dijilid muka
belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu. (Ensiklopedi Indonesia (1980,
hlm. 538)).
Buku
juga dapat menjadi sumber inspirasi untuk pemecahan masalah dan menjadi dasar
pembuatan suatu karya. Seperti misalnya buku yang ceritanya seakan nyata, dapat
saja agak mirip dengan kehidupan yang kita jalani. Buku tersebut bisa memberi
semangat hidup lebih karena kita berpikir ternyata ada yang mengalami nasib
sama seperti kita. Dalam olah karya, inspirasi bisa datang dari apa yang kita
baca dari sebuah buku. Sehingga, bacaan yang kita baca tidak hanya sebagai
pemenuh rak buku saja. Sayangnya, anggapan penghabisan waktu untuk membaca buku
sering bersifat negatif di mata orang awam. Sebenarnya, jika kegiatan membaca
buku bisa kita manfaatkan secara maksimal, kita dapat menghasilkan sesuatu yang
bernilai lebih. Sesuatu itu adalah karya yang dapat berupa tulisan maupun
sebuah pembuktian teori dari apa yang kita baca
Belakangan
ini, kita mengenal orang-orang yang menamakan dirinya sebagai pecinta buku,
golongan ini disebut bibliofil atau kutu buku (id.wikipedia.org), orang yang
gila buku, kegemaran yang keterlaluan akan mengoleksi buku disebut bibliomania.
Sementara itu, mereka yang ketakutan pada buku, ketakutan yang dirasakan jika
orang melihat/membaca buku, disebut bibliophobia.
B.
RUMUSAN MASALAH
Banyaknya kegunaan buku itu, maka timbullah pertanyaan
dan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah
sebenarnya defenisi buku itu?
2.
Sebutkan
jenis-jenis buku?
3.
Bagaimana
susunan sistematis dari buku?
4.
Bagaimana
cara menyusun buku, merawat , dan memperbaiki buku?
5.
Apa
manfaat dari membaca buku?
C.
TUJUAN
Tujuannya dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai
berikut :
1.
Untuk
mengetahui apa defenisi buku.
2.
Untuk
mengetahu jenis-jenis buku.
3.
Untuk
mengetahui susunan sistematis dari buku.
4.
Untuk
mengetahui cara menyusun buku, merawat , dan memperbaiki buku.
5.
Untuk
mengetahui manfaat dari membaca buku.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
DEFENISI BUKU
Buku
dalam arti luas mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukiskan
atas segala macam lembaran papyrus, lontar, perkamen dan kertas dengan segala
bentuknya: berupa gulungan, di lubangi dan diikat dengan atau dijilid muka
belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu. (Ensiklopedi Indonesia (1980, hlm. 538))
H.G.
Andriese dkk menyebutkan buku merupakan “informasi tercetak di atas kertas yang
dijilid menjadi satu kesatuan”.
Unesco
pada tahun 1964, dalam H.G. Andriese dkk. Memberikan pengertian buku sebagai
“Publikasi tercetak, bukan berkala, yang sedikitnya sebanyak 48 halaman”.
Definisi buku secara umum adalah kumpulan
kertas tercetak dan terjilid berisi informasi dengan jumlah halaman paling
sedikit 48 halaman yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar
dan membelajarkan.
B.
JENIS-JENIS BUKU
Buku terbagi menjadi 2 macam yaitu buku manual dan buku computer.
Mizan Publishing (www.mizan.com)
membagi buku manual menjadi
komik, cergam, novel, novelet, nomik, antologi (kumpulan), dongeng, biografi,
catatan harian (jurnal/diary), ensiklopedia, fotografi, karya ilmiah, tafsir,
kamus, panduan (how to), atlas, ilmiah, teks, dan mewarnai. Berikut
definisinya satu per satu berdasarkan uraian Wikipedia dan sumber-sumber
lainnya.
1.
Komik
Menurut Will Eisner dalam bukunya Graphic
Storytelling, komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan.
Scott McCloud punya pendapat lain, katanya dalam buku Understanding Comics,
komik didefinisikan sebagai gambar yang menyampaikan informasi atau
menghasilkan respons estetik pada yang melihatnya
(hansteru.wordpress.com).
2.
Cergam
Arswendo Atmowiloto (1986)
mengungkapkan bahwa cergam sama dengan komik, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi,
picto-fiksi dan lain-lain.
3.
Novel
Novel adalah sebuah
karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam
bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal
dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah,
sepotong berita".
Novel lebih panjang (setidaknya
40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi
keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak.
Umumnya sebuah novel bercerita
tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan
menitikberatkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.
4.
Novelet
Cerita tanggung, untuk dikatakan
cerpen dia terlalu panjang, untuk dikatakan novel terlalu pendek. Jumlah
halaman novelet diperkira berada di antara 40-50 halaman. Namun, batasan ini
sangat relatif, tidak mutlak.
5.
Nomik
Nomik adalah singkatan dari novel
komik.
6. Antologi (kumpulan)
Secara harfiah antologi diturunkan
dari kata bahasa Yunani yang berarti "karangan bunga" atau
"kumpulan bunga", adalah sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. Awalnya,
definisi ini hanya mencakup
kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang
dicetak dalam satu volume.
Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain
seperti cerita pendek, novel pendek, prosa,
dan lain-lain.
Dalam pengertian modern, kumpulan
karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang
ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong
antologi. KBBI mendefinisikan antologi sebagai kumpulan karya tulis pilihan dari seorang
atau beberapa orang pengarang. Antologi dapat pula disebut bunga rampai.
7. Dongeng
Dongeng, merupakan suatu kisah yang
di angkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan
hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi
dengan mahluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi,
dari pemikiran seseorang yang kemudian di ceritakan secara turun-temurun dari
generasi kegenerasi. Dalam satu buku, bisa terdiri atas satu atau lebih dongeng.
Sekarang, banyak buku-buku dongeng yang merupakan sindiran dan
disesuaikan dengan kehidupan masa kini.
8. Biografi
Biografi adalah kisah atau
keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks
daripada sekadar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan
seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam
mengalami kejadian-kejadian. Biografi yang ditulis sendiri oleh tokohnya
dinamakan autobiografi.
9. Catatan harian (jurnal/diary)
Catatan harian adalah buku yang
isinya berdasarkan catatan harian atau catatan harian itu sendiri, misalnya
catatan harian Anne Frank. Buku yang dibuat berdasarkan catatan harian
misalnya, Bersaksi di Tengah Badai karya Wiranto.
10. Ensiklopedia
Ensiklopedia adalah
buku yang berisi penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang
tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat.
Kenyataannya, kita sering menemukan
istilah ensiklopedi, padahal yang tepat adalah ensiklopedia. Seorang praktisi
penerbitan saat ditanya kecenderungan mereka menggunakan kata ensoklopedi
karena istilah tersebut dipandang lebih familier. Pada dasarnya, istilah apapun
yang kita gunakan, hendaknya harus disadari ketepatan apalagi tentang asal-usul
beserta fungsi istilah tersebut.
11. Fotografi
Fotografi berasal dari 2 kata
yaitu photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti tulisan
atau lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis atau menulis
dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti
proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu
obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media
yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
Karya-karya foto seseorang atau
beberapa orang dapat saja dijadikan buku. Buku jenis ini akan lebih menarik
jika disertai keterangan mengenai objeknya. Untuk kepentingan lain, buku
fotografi ini bisa juga berisi penjelasan mengenai cara atau strategi untuk menghasilkan
foto-foto seperti yang tercetak.
12. Karya ilmiah
Laporan penelitian, disertai, tesis,
skripsi, dan sebagainya.
13. Tafsir
Tafsir adalah keterangan atau
penjelasan tentang ayat-ayat Al-quran agar maksudnya lebih mudah dipahami.
Tafsir harfiah berarati tafsir kata demi kata, tafsir mimpi adalah
penggunaan ciri-ciri modern untuk menguraikan arti mimpi. Buku yang berisi
materi tentang hal ini dinamakan buku tafsir.
14. Kamus
Kamus adalah buku acuan yang memuat
kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang
makna, pemakaian, atau terjemahannya. Kamus dapat pula diartikan sebagai buku
yg memuat kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta
penjelasan tentang makna dan pemakaiannya (KBBI).
Wikipedia menguraikan kamus sebagai
sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi membantu
seseorang mengenal kosakata baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga
mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (etimologi) kata dan juga contoh
penggunaannya. Untuk memperjelas, kamus juga dapat disertai ilustrasi.
Kata kamus diserap dari
bahasa Arab qamus (قاموس), dengan bentuk jamaknya qawamis. Kata
Arab itu sendiri berasal dari kata Yunani Ωκεανός (okeanos) yang berarti
'samudra'. Sejarah kata itu
jelas memperlihatkan makna dasar yang terkandung dalam kata kamus, yaitu wadah
pengetahuan, khususnya pengetahuan bahasa, yang tidak terhingga dalam dan
luasnya. Dewasa ini kamus merupakan khazanah yang memuat perbendaharaan kata
suatu bahasa, yang secara ideal tidak terbatas jumlahnya.
15. Panduan (how to)
Buku panduan
disebut juga
buku petunjuk, misalnya buku tentang beternak ayam, berkebun kelapa sawit, kiat
memperoleh dan kiat menjalani beasiswa di luar negeri, dan sebagainya.
16. Atlas
Kumpulan peta yang
disatukan dalam bentuk buku. Selain dalam bentuk buku, atlas juga ditemukan dalam bentuk multimedia,
misalnya Google Earth. Atlas dapat memuat informasi geografi, batas negara,
statisik geopolitik, sosial, agama, serta ekonomi.
17. Ilmiah
Buku yang disusun berdasarkan kaidah
keilmiahan. Misalnya, buku yang disusun berdasarkan hasil penelitian dan
disampaikan dalam bahasa ilmiah.
18. Teks
Sederhananya adalah buku pelajaran,
diktat, modul.
19. Mewarnai
Buku jenis ini identik dengan buku
anak-anak, isinya biasanya berupa garis-garis yang membentuk gambar. Fungsinya,
adalah membantu anak-anak untuk belajar mewarnia objek.
Buku komputer terbagi 2 yaitu buku
teks book (manual) dan studi kasus
(tutorial).
1.
Buku manual
Berisi teori, prinsip, fungsi tools
seperti help pada software .Tools
dibahas lengkap lalu dijelaskan penggunaannya pada kasus. Setelah fungsi –fungsi tools dijelaskan
lalu diberikan beberapa contoh kasus pada
akhir
buku. Gaya pembahasannya mirip kuliah atau teori di kampus yang membosankan.
2.
Buku tutorial
Berisi langkah – langkah praktis
menyelesaikan suatu kasus / masalah.
Kasus yang dibahas, diselesaikan dengan tools yang tepat ditambah bumbu tips dan triks. Setelah
membahas kasus dari yang paling mudah
sampai
paling sulit, baru teori dan fungsi tools lengkap dijelaskan di akhir buku.
C.
SUSUNAN SISTEMATIS BUKU
Berikut ini adalah sistematika /
urutan isi sebuah buku teks
dari
halaman awal sampai
akhir.
1.
Pendahuluan (Intro)
Berisi : Daftar isi,
Pengantar, Biodata, Ucapan Terima kasih, Komentar Pembaca,
Contoh Kasus dll.
Tips:
a)
Biodata: jangan memajang foto anda di buku seperti pada KTP atau SIM. Foto yang dipajang lebih bagus jika
memperlihatkan kehidupan anda sehari-hari.
Jangan
lupa pasang senyuman anda yang terbaik. Jika wajah anda terlalu serius bisa-bisa pembaca
ketakutan dan tidak ingin menjadi
penulis
seperti anda.
b)
Ucapan Terima Kasih: Salah satu kegunaan ucapan terima kasih adalah sebagai promosi buku anda.
Orang yang namanya tercantum di buku
akan senang, sehingga bangga memamerkan ke teman-temannya.
c)
Komentar Pembaca: gunanya untuk menambah bukti kepercayaan terhadap buku anda. Kesaksian atau
pengakuan pembaca sangat mempengaruhi
penjualan. Menurut ahli marketing, penjualan yang efektif
adalah dari mulut ke mulut. Itulah perlunya mencantumkan alamat email untuk menampung
komentar pembaca anda.
2.
Bab Materi (Chapters):
Bab materi adalah inti dan bagian
terbesar buku anda. Berisi materi
tutorial, teori, tips and triks kasus dari bab Bab I s/d Akhir. Agar pembaca mudah menerima materi, maka
bisa menggunakan sistematika sebagai
berikut:
a)
Tujuan & Hasil Akhir. Anda jelaskan tujuan manfaat tutorial sampai
ke hasil akhirnya. Tampilkan pula
kasus yang sudah populer yang menggunakan
teknik tersebut.
b)
Persiapan. Sebelum memasuki inti masalah dan solusinya, jelaskan hal – hal yang perlu disiapkan seperti
tampilan bidang kerja, data mentah,
satuan
ukuran, setting lainnya.
c)
Pemecahan Masalah / Kasus. Ini adalah inti buku anda. Jelaskan dengan tidak terlalu banyak
(Maksimal 20) langkah / step. Usahakan
membagi
step menjadi beberapa bagian. Yang paling disukai adalah materi tips n triks (cara singkat
atau curang).
d)
Kesimpulan & Hasil Akhir. Anda perlu pula menjelaskan kelebihan dan kekurangan teknik yang anda
ajarkan.
3.
Ucapan Penutup.
Ucapan penutup
di sini perlu, karena di
awal buku sudah ada salam awal (kata pengantar). Oleh karena itu perlu
diakhiri dengan salam akhir / perpisahan
seperti
‘Sampai Jumpa’ Mohon maaf bila ada kata – kata..”, “Terima kasih atas perhatiannya” dll. Hal ini
menandakan penulis adalah orang yang
tahu
tata krama.
4.
Halaman Akhir (Outro)
Halaman akhir di
sini terdiri dari : Kesimpulan, Daftar Pustaka, Iklan
buku anda yang lain atau buku dengan
topik yang berkaitan dari penulis lain di
penerbit
yang sama, Catatan dll.
Berikut
ini adalah tips untuk menulis buku tutorial.
·
Sistematis. Penjelasan dimulai dari kasus yang paling mudah dan fundamental sampai ke kasus yang
paling rumit dan sulit. Hal ini sama
seperti
jika mengajar di kelas.
·
1st Chapter = Quick Start. Bab satu adalah pintu gerbang buku anda. Jika pada bab ini pembaca menjadi
percaya diri dan penasaran, otomatis bab
berikutnya
akan dibaca. Tetapi jika bab satu tersebut bikin pusing dan tidak menarik, maka buku anda menjadi
hiasan lemari selamanya. Oleh karena
itu
bab satu sebaiknya mengupas kemampuan umum software secara singkat tetapi tidak perlu
mendalam.
·
Mencari Studi Kasus. Yang membuat buku tutorial berbeda dengan buku manual adalah banyaknya studi kasus
(nyata atau fiktif). Mencari ide kasus
memang
cukup memeras otak. Misal anda ingin menjelaskan fungsi tools untuk membuat logo. Lalu logo
perusahaan apa yang cocok agar tools
yang
akan dijelaskan bisa terbahas?
·
Kasus Variatif. Wawasan anda perlu diperluas agar kasus tidak monoton. Misal buku anda dari awal sampai
akhir hanya mengambil kasus foto
wanita
cantik saja. Coba eksplorasi pada kasus di dunia anak / dewasa, pria/wanita, dalam/luar negeri,
budaya kuno/modern, flora/fauna dll. Pelajari kembali
segment pasar buku anda.
·
Populer. Agar buku anda lebih akrab dengan pembaca, gunakan kasus populer dan umum. Misal kasus
pembuatan logo, coba pilih logo superman
atau
batman yang sudah terkenal dibanding logo kantor milik saudara anda yang baru berdiri. Jika ada film
batman episode baru, maka buku anda ikut
terangkat
popularitasnya bukan?
·Humor
Plesetan. Jika buku anda terlalu serius, tentu akan membuat pembacanya bosan atau ‘bete’. Maka
perlu sedikit bumbu humor agar lebih
segar
dan tersu membaca bukunya. Salah satu teknik humor yang cukup ampuh adalah teknik Plesetan. Misal
kasus seharusnya adalah “ANTV” yang
diplesetkan dengan “ANTiTV”. Atau “Maju tak gentar membela yang bayar!” dll
·
Readable ‘Offline’. Buku tutorial biasanya hanya bisa dipraktekkan langsung di depan komputer. Hal ini
akan sebaiknya dihindari. Buku anda
lebih
baik lagi bisa dipahami meski pembaca tidak sedang di depan komputer. Oleh karena itu perlu ada
gambar screen capture dan petunjuk /
pointer
yang
jelas pada setiap langkahnya.
·
Less Steps, More Chapters. Daripada membuat buku berisi 10 bab dan 30 halaman setiap babnya, lebih
baik berisi 30 bab dengan 10 halaman
setiap
babnya. Tutorial yang terlalu panjang akan membuat pembaca lelah, minder dan akhirnya meninggalkan
buku anda dengan kekecewaan. Lebih
baik
materi yang panjang dibagi menjadi beberapa bab kecil.
·
Dialogis: Agar tidak berkesan satu arah atau menggurui, coba gunakan kata-kata dialogis dengan pembaca
buku. Caranya ketik kata-kata seperti
‘betul
tidak?’, ‘silakan coba’, ‘anda setuju?’, ‘tidak percaya?’, ‘anda tentu bisa melanjutkan sendiri bukan?’
dll. Dengan demikian pembaca seakan
sedang
diajak dan ditemani.
·
Tips & Trik adalah hal yang sering dicari dan disukai pembaca.
Dengan tips dan triks, pembaca akan tahu
cara cerdas, singkat, curang (cheat) untuk menyelesaikan masalah / kasus. Buktinya
website kode curang game sangat
banyak pengunjungnya bukan?.
·
Contactable. Setelah pembaca mempraktekkan yang anda tulis, tentu akan banyak pertanyaan. Siapa lagi
akan dihubungi selain anda sebagai
penulis
bukan?. Agar pembaca bisa menghubungi anda, di buku cantumkan alamat rumah, e-mail,
website atau blog. Jika ingin repot,
cantumkan
nomor Handphone, dijamin anda kewalahan menerima banyak pembaca yang mengajukan pertanyaan,
proyek, komentar, komplain dll.
D.
CARA MENYUSUN BUKU, MERAWAT , DAN MEMPERBAIKI BUKU
Buku adalah sumber ilmu. Banyak sekali manfaat yang
dapat diperoleh dari buku. Demi buku orang, kadang rela mengeluarkan uang
hingga jutaan rupiah. Idealnya, pemilik buku tak hanya membaca, tetapi bersedia
merawat sekaligus menata buku-bukunya dengan apik dan rapi di rumah.
Penghuni rumah kebanyakan malas menyimpan dan menata buku-buku
dengan rapi. Apalagi, jika rumah minimalis, tanpa gudang tumpukan buku,
sehingga buku-buku tercecer begitu saja, di mana-mana.
Rasa sayang pada buku sangat diperlukan, sekaligus
cita rasa artistik, untuk dapat menata buku dengan apik di rumah. Drs Agus
Rusmana MA, dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad,
Bandung, mengajak kita untuk menata dan merawat buku di rumah dengan baik, agar
rapi dan awet sepanjang masa.
Menyusun buku
Menurut Agus sebelum buku disusun, perlu
diklasifikasikan lebih dulu agar mudah jika mencari kembali buku tersebut. Ada
beberapa pilihan cara pengelompokan buku, bisa berdasarkan judul, tema, tinggi,
sampul, atau pengelompokan sesuai selera pemiliknya. “Yang penting
pengelompokan itu makin memudahkan pemilik menemukan kembali bukunya,” katanya.
Buku bias juga dikelompokkan berdasarkan
kepemilikannya. Misalnya, kata Agus, buku kepunyaan ibu berkaitan dengan resep
masakan, membuat kue, belajar menjahit, dan lainnya, dikelompokkan jadi satu. Demikian
juga buku milik ayah dan anak-anak, dikelompokan tersendiri.
Hasil pengelompokan tersebut, lanjut dosen Pengantar
Ilmu Informasi dan Perpustakaan ini, susun buku secara horisontal ke dalam
rak-rak buku. Supaya tidak ribet, satu rak satu kelompok buku. “Jangan lupa,
bagian ujung-ujung jajaran buku diberi pembatas,” jelasnya.
Menurut Agus, kita perlu menghindari penyusunan buku
secara vertikal. “Buku tidak boleh ditumbuk, tapi harus diberdirikan,”
tegasnya.
Dampak menyusun vertikal, katanya, buku paling bawah
mudah rusak akibat menopang beban tumpukan buku. Selain itu, akan kesulitan
saat mengambil buku bagian bawah. Buku-buku di atasnya bisa berjatuhan.
Ukuran rak
Menurut Agus ukuran rak harus sesuai dengan jumlah dan
ukuran buku-buku yang dimiliki. “Sebelum memesan rak hitung dulu berapa jumlah
buku yang dimiliki. Data dulu berapa ukuran buku-bukunya agar bisa disesuaikan
dengan rak. Antisipasi juga besarnya rak bagi mereka yang rajin membeli buku,
berarti ukuran rak harus lebih besar lagi,” paparnya.
Luas rak buku yang dibutuhkan harus diketahui terlebih
dahulu. Tinggi buku (ukuran normal) adalah sekitar 30 cm dengan lebar 25 cm.
Ada juga ukuran buku yang lebih dari itu, buku ukuran over size . Dari ukuran
tersebut bisa diprediksi berapa luas rak yang harus dipesan.”Saat menaruh rak
buku jangan menempel ke dinding, karena bisa menyebabkan buku lembab. Beri
jarak kira-kira satu centimeter dari buku ke dinding,” katanya.
Tempat buku
Rumah yang memiliki ruang khusus untuk membaca atau
perpustakaan. Menurut Agus sebaiknya rak-rak buku diletakkan di ruangan
tersebut. Sedangkan pada rumah minimalis, ruangan yang pas untuk menaruh rak
buku adalah ruang tengah/keluarga. Di ruangan ini, saat keluarga berkumpul dan
mengobrol bisa menjadikan buku-buku sebagai referensi. “Membaca buku tak boleh
di ruangan lain, harus dekat dengan rak agar setelah selesai langsung
dikembalikan ke tempat semula,” katanya.
Buku-buku bisa juga di tata di ruang tamu. “Pilih
buku-buku ber- cover menarik sebagai penghias ruangan, diantaranya, kumpulan
novel, atau majalah-majalah.”
Susunannya bisa berdasarkan ketinggian buku, atau
pertopik. “Hindari menggabungkan susunan buku-buku hard cover dengan soft cover , karena yang soft cover lebih mudah terlipat,” tambahnya.
Menurut Agus bagi orang yang suka membaca buku di
kamar mandi, rak buku pun bisa masuk ke kamar mandi. Namun, ujar Agus yang juga
Wakil Presiden ISIPII (Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Indonesia), jauhkan rak buku dari percikan air agar buku tetap mulus.
Uap air panas, tambahnya, bisa menyebabkan lembaran
buku menjadi keriting. Karena itu, hindari terlalu sering menggunakan air
panas. Sedangkan untuk menghindari buku kering di rak buku, perlu diberi silica , atau arang.
Buku dewasa
Buku-buku dewasa, tempat yang aman untuk menaruhnya
adalah lemari di dalam kamar dengan posisi terkunci. “Selama anak-anak tidak
masuk kamar, buku dewasa akan tetap aman,” katanya.
Buku dewasa harus ditempatkan di lemari khusus, tetapi
jika tidak memiliki lemari khusus. Buku harus diletakkan di bagian atas rak.
“Yang terpenting tak terjangkau anak-anak. Balikkan pula judul buku agar anak
sulit dan tak berminat membacanya,” tegasnya.
Kiat Merawat Buku:
Agar buku-buku awet, dan tidak lembab, menurut Agus
Rusmana, dua bulan sekali harus digerakan, atau dikeluarkan dari rak. “Hindari
membersihkan buku menggunakan kemoceng. Kemoceng hanya memindahkan debu-debu,
setelah itu menempel lagi ke buku,” katanya.
Membersihkan buku yang benar, tambahnya, adalah
menggunakan lap. Tapi, lap jangan terlalu basah, karena bisa merusak kertas.
“Kondisi lap sebaiknya agak lembab, masukan dulu ke air lalu peras. Setelah itu
usapkan lap ke buku-buku hingga bersih,” sarannya.
Bagaimana dengan buku yang keriting, atau
berlipat-lipat? Biasanya buku terlipat akibat ketiduran atau tertindih benda
tertentu. Lipatan dapat membentuk garis yang merusak kertas. “Taruh saja
pemberat beralaskan papan selebar buku di atas buku. Biarkan beberapa saat
sampai tidak ada lipatan, atau lembaran keriting lagi. Walaupun tidak bisa
sempurna lagi, tapi cara ini lebih baik,” kata Staf Pudek I Jurusan
Perpustakaan Unpad ini.
Lembaran buku juga dapat disetrika. “Pilihan ini bisa
saja diambil, tapi kalau keseringan bisa merusak buku. Karena ada jenis-jenis
kertas yang gampang rapuh jika terkena panas,” tambahnya.
Rayap
Menurut Agus, makanan yang menempel pada kertas bisa
mengundang rayap datang. “Makanya, ketika membaca buku tangan harus bersih, dan
kering, jangan sampai menempel makanan secuil pun,” katanya.
Rayap juga bisa terdapat pada buku-buku yang tidak
pernah bergerak (dikeluarkan dari rak). Di samping itu buku-buku kotor pun dapat
mengundang rayap. Karena itu, Agus menyarankan, sebulan sekali bersihkan
buku-buku, keluarkan dari rak agar tak menjadi sarang rayap.
Matahari
Buku, tambah Agus, membutuhkan ruangan dengan
sirkulasi udara yang baik. Namun, hindari buku-buku terkena cahaya matahari
langsung, karena akan menyebab kering.
Buku-buku yang disimpan dalam ruangan full AC akan
menjadi kering.. “Untuk melembabkannya taruh mangkuk air di dekat buku-buku,
uap air membuat buku-buku tidak kering,” jelasnya. (HU Republika, Ahad 3 Januari 2010).
Memperbaiki Kerusakan Buku Berdasarkan jenis kerusakan sebuah buku dapat dibagi
menjadi 3 jenis kerusakan yaitu :
1.
Rusak ringan, ciri-cirinya : halaman tengah lepas,
cover lepas, halaman sobek dll.
2.
Rusak sedang, ciri-cirinya : beberapa halaman lepas,
cover sobek, staples lepas dll
3.
Rusak berat, dengan ciri-cirinya : semua halaman lepas
untuk koleksi lem punggung, satuan bendel lepas untuk koleksi jahit, hard cover
lepas dan jahitan lepas, beberapa halaman buku lepas untuk buku tebal di atas
500 halaman, dll.
Trik buku rusak ringan,
diperbaikilah dengan memberi lem dan menempel pada bagian halaman yang lepas
tadi dengan jarak 3-4 mm dari pinggir kertas. Cover lepas dapat di lem kembali
dengan melihat jenis kertas cover tersebut, jika ada lapisan mengkilat dari
cover itu dapat dibuang terlebih dahulu lapisan itu, untuk memperkuat daya
lekat dari lem.
Trik rusak sedang dapat diperabaiki
dengan menstaples buku tersebut atau lebih baik lagi menjahit buku tersebut
dengan benang nilon. Untuk cover sobek dapat dibuatkan cover dari kertas BC dan
cover aslinya ditempel, lebih baik lagi jika cover aslinya dicopy warna atau
foto copy biasa pada kertas BC. Lebih baik lagi dapat dibor (mata bor 2 - 2,5
mm)untuk kekuatan dan keawetan dari koleksi.
Trik rusak berat dapat di bedakan
hard cover dan soft cover, untuk hard cover tebal halaman lepas semua yang
bukan jahitan atau lem press biasa, dapat dibor dan dijahit kemudian cover tadi
diperbaiki terlebih dahulu dan dilem pada bagian punggung buku setelah kering
baru dilem cover depan belakang dan dipress, sedangkan untuk hard covers harus
dilepas terlebih dahulu dan dijahit satu per satu dengan bagian lain, hingga
mennyatu, kemudian lem punggung buku sampai tepi buku sekitar dengan jarak 3,4
mm, langkah berikutnya dipres dengan alat atau ditindihi dengan buku yang
tnggi, kegunaanya cepat lengket seperti dipress. Alat yang diperlukan seperti
alat potong, dan alat press.
E.
MANFAAT DARI MEMBACA BUKU
Membaca buku dapat menambah pengetahuan kita. Pengetahuan
tersebut dapat berupa perbendaharaan kata, fakta unik yang jarang diketahui
orang awam dan beberapa ciri para penulis menuliskan cerita bukunya.
Sewaktu-waktu, pasti ada dari wawasan ini yang kita perlukan, entah dalam dunia
kerja atau dalam pembuatan karya sendiri.
Buku juga
dapat diasosiasikan sebagai pesiar di kala waktu senggang saat membutuhkan
sesuatu untuk dikerjakan. Pesiar itu dapat diwujudkan ketika kita
mengimajinasikan sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya dari apa yang
kita baca. Imajinasi itu dapat berupa pemandangan, suasana, ataupun rupa
seseorang. Dari sebuah bacaan, kita dibebaskan untuk mengimajinasikan segala
sesuatu yang tergambar di sana. Dari imajinasi itulah, biasanya lahir sebuah
inspirasi untuk membuat suatu karya.
Buku juga dapat menggambarkan
jalan pikiran penulis pada saat dia menulis buku tersebut. Dan dapat juga
menggambarkan cita-cita penulis tersebut. Jika kita lihat, kebanyakan pengarang
fiksi selalu berandai-andai tentang karakter tokoh dan nasib tokoh tersebut sebagai
dirinya yang sangat diinginkannya. Ada juga beberapa penulis yang menaruh fakta
kehidupan sehari-harinya ke dalam buku yang ditulis, contohnya novel Kambing
Jantan, yang rencananya segera dibuat film.
Buku juga dapat menjadi
sumber inspirasi untuk pemecahan masalah dan menjadi dasar pembuatan suatu
karya. Seperti misalnya buku yang ceritanya seakan nyata, dapat saja agak mirip
dengan kehidupan yang kita jalani. Buku tersebut bisa memberi semangat hidup
lebih karena kita berpikir ternyata ada yang mengalami nasib sama seperti kita.
Dalam olah karya, inspirasi bisa datang dari apa yang kita baca dari sebuah
buku. Sehingga, bacaan yang kita baca tidak hanya sebagai pemenuh rak buku
saja. Sayangnya, anggapan penghabisan waktu untuk membaca buku sering bersifat
negatif di mata orang awam. Padahal
jika kegiatan membaca buku bisa kita manfaatkan secara maksimal, kita dapat
menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih. Sesuatu itu adalah karya yang dapat
berupa tulisan maupun sebuah pembuktian teori dari apa yang kita baca.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik
kesimpulan sebagia berikut :
1.
Buku
adalah kumpulan
kertas tercetak dan terjilid berisi informasi dengan jumlah halaman paling
sedikit 48 halaman yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar
dan membelajarkan.
2.
Jenis-jenis
buku yaitu buku manual dan buku computer. Buku manual terbagi menjadi komik,
cergam, novel, novelet, nomik, antologi (kumpulan), dongeng, biografi, catatan
harian (jurnal/diary), ensiklopedia, fotografi, karya ilmiah, tafsir, kamus,
panduan (how to), atlas, ilmiah, teks, dan mewarnai. Sedangkan buku computer terbagi menjadi buku
teks book (manual) dan studi kasus (tutorial).
3.
Susunan
sistematis isi buku adalah pendahuluan, bab materi, ucapan penutup, dan halaman
akhir.
4.
Cara
menyusun buku yaitu diklasifikasikan lebih dulu, Ada beberapa pilihan cara
pengelompokan buku, bisa berdasarkan judul, tema, tinggi, sampul, atau
pengelompokan sesuai selera pemiliknya. Cara merawat buku yaitu Agar buku-buku
awet, dan tidak lembab, dua bulan sekali harus digerakan, atau dikeluarkan dari
rak. “Hindari membersihkan buku menggunakan kemoceng dan lebih baik menggunakan
lap. Dan adapun cara memperbaiki buku yaitu dengan cara dilem, dijahit maupun
dengan dipaku.
5.
Manfaat
membaca buku adalah menghindarkan diri dari kebodohan, hati menjadi tenang,
sumber inspirasi dan sumber ilmu pengetahuan.
B.
SARAN
1.
Sebaiknya
perpustakaan dapat menerapkan cara merawat dan memperbaiki buku agar buku-buku
yang ada di perpustakaan tidak cepat rusak.
2.
Sebaiknya
kita membudayakan membaca buku karena dengan membaca buku kita bisa menambah
pengetahuan, hati menjadi tenang dan menghindarkan diri dari kebodohan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Beranda
Buku. http://berandabuku.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 1 Agustus
2010.
Depdikbud. 2002.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Balai Pustaka.
Evidia,
Susie. 2009. Kiat Merawat Buku. Jakarta : HU Republika.
Shadily, Hassan. 1980. Ensiklopedia
Indonesia Jilid 1. Jakarta : Ichtiar Baru-Van Hoeve.
Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta :
PT. Gramedia.
Sukardi.
2008. Buku Bahasa Indonesia. Bogor : Quadra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar