A.
JUDUL PERCOBAAN
“Susu”
B. TUJUAN
PERCOBAAN
Adapun
tujuan dari percobaan ini yaitu untuk :
1. Untuk
mengetahui kesegaran susu
2. Untuk
mengetahui cara pemisahan kasein dari susu
3. Untuk
mengetahui reaksi warna pada kasein
4. Untuk
mengetahui pembentukan protein koagulasi.
C. LANDASAN
TEORI
Susu adalah nutrisi terpenting
selama proses pertumbuhan. Masyarakat sekarang ini selalu mengkonsumsi susu
karena tersedia dengan formula-formula yang penting bagi tubuh. Reaksi susu
sangat mudah dipengaruhi pada proses penyimpanan. Karena susu yang disimpan di
bawah suhu penyimpanan akan berakibat emulsi susu akan pecah, lemaknya akan
terpisah dan terjadi denaturasi (Anonim, 2010).
Protein merupakan suatu zat makanan
yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan
bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein
adalah sumber-sumber asam-asam amino yang mengandung unsure C,H.N, dan O yang
tidak dimiliki oleh lemak karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor
belerang dan ada jenis protein protein yang mengandung unsure logam seperti besi
dan tembaga. Fungsi utama protein bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan
yang telah ada. Protein juga dapat digunakan sebagai bahan bakar apabila
keperluan energy tubuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak (Winarno. F.
G, 2004; 50).
Susu adalah bahan makanan yang
sempurna, karena mengandung protein, lemak, karbohidrat (laktosa), vitamin dan
garam anorganik. Dalam susu terdapat pafat baik sebagai protein, maupun sebagai
ion posfat anorganik. Kesegaran susu dapat ditandai dengan masih aktifnya
enzim-enzin yang terdapat didalamnya, diantaranya amylase, lipase, peroksidase,
katalase dan sebagainya (Tim Dosen Biokimia, 2001; 13).
Menurut Anonim (2010), susu memiliki
beberapa manfaat penting diantaranya:
1. Mencegah osteoporosis dan menjaga
tulang tetap kuat. Bagi anak-anak, susu berfungsi sebagai pertumbuhan tulang
yang membuat anak bertambah tinggi.
2. Menurunkan tekanan darah.
3. Mencegah kerusakan gigi dan mennjaga
kesehatan mulut. Susu mampu mengurangiu keasaman mulut, merangrang air liur,
mengurangi plak dan gigi berlubang.
4. Menetralisir racun seperti
logam atau timah yang mungkin terkandung
dalam makanan.
5. Mencegah terjadinya kanker kolon atau
kanker usus.
6. Mencegah diabetes tipe 2.
7. Mempercantik kulit, membuatnya lebih
bersinar.
8. Membantu agar lebih cepat tidur.
Hali ini karena kandungan susu akan merangsang hormone melatonin yang akan
membuat tubuh mengantuk.
Semua asam amino yang ditemukan pada
protein mempunyai cirri sama. Gugus karboksi dan gugus amino diikat pada atom
karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu dengan yang lain pada rantai
sampingnya atau gugus R yang bervarisi dalam struktur ukuran muatan listrik dan
kelarutan di dalam air. Asam amino pada protein sering kali dipandang sebagai
asam amino baku, utama atau normal. Untuk membedakan molekul-molekul ini dari
jeniis-jenis asam amino lain yang ada pada organisme hidup tetapi tidak
terdapat didalam protein (Anna Poedjiadi, 1994; 108).
Protein terhidrolisis dengan
menambahkan asam, basa dengan konsentrasi yang tinggi ataupun enzin protease.
Hidrolisis secara bertingkat sebagai berikut: protein protease
pepton
polipeptida
dipeptida
asam amino. Reaksi test biuret umum untuk peptide dan protein. Reaksi
positif dengan warna ungu, karena adanya kompleks senyawa yang terjadi antara
Cu dengan N dari molekul ikatan peptide (Gulam, Togu, 2001; 64).
D. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan:
1. Tabung reaksi 8 buah
2. Rak tabung teaksi
3. Gelas ukur 10 ml dan 50 ml 1 buah
4. Satu set pembakar spiritus
5. Corong biasa
6. Batang pengaduk
7. Thermometer
8. Gelas kimia 250 ml 2 buah
9. Botol semprot
10. Corong Buchner
11. Pipet tetes
12. Lap kasar dan halus
13. Penjepit tabung
14. Aluminium foil
15. Cawan porselin
Bahan
–bahan yang digunakan:
1. Susu sapi segar
2. Pereaksi shardinger (1 ml metilem
biru 0,1% + 1 ml formaldehid)
3. Asam asetet glaisal
4. Etanol 95%
5. Eter
6. Pereaksi millon
7. Pereaksi biuret
8. Pereaksi hopkin cole
9. Asam sulfat pekat
10. Natrium hidroksida b1%
11. Asam asettat 1%
12. Indicator universal
13. Kertas saring whatman
14. Kertas saring biasa
15. Lakmus merah dan biru
16. Aquadest
17. Tissue
E. PROSEDUR KERJA
1. Uji Tes Kesegaran Susu
a. Memasukkan 5 ml susu sapi segar
dalam tabung reaksi
b. Menambahkan 0,5 ml pereaksi
shardinger. Hati-hati jangan dikocok ataupun digoyangkan
c. Mengambil 5 ml susu sapi segar, lalu
menguji pH-nya dengan menggunakan indicator universal.
2. Pemisahan Kasein
a. Memasukkan 100 ml susu sapi dalam
gelas kimia
b. Memanaskan susu hingga suhu 40o C
c. Menambahkan tetes demi tets 1 ml
asam asetat hingga semua kasein menggumpal
d. Menyaring endapan menggunakan kertas
saring sampai sebagaian besar airnya hilang
e. Mensuspensikan endapan kembali
dengan 50 ml etanol 95%
f. Menyaring endapan yang terbentuk
dengan kertas saring
g. Mensuspensikan kembali dengan 50 ml
eter-etanol (1 : 1)
h. Menyaring endapan dengan corong
Buchner
i.
Mencuci hasil saringan dengan eter secukupnya
j.
Mengeringkan endapan
3. Reaksi Warna Kasein
a. Uji millon
·
Mengambil kasein dari percobaan di atas dan memasukkan
kasein dalam tabung reaksi
·
Menambahkan pereaksi millon lalu memanaskannya
·
Mengamati warna yang terbentuk
b. Uji biuret
·
Menagmbil kasein dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi
·
Menambahkan peraksi biuret
·
Mengamati warna yang terbentuk
c. Uji hopkin-cole
·
Menagmbil kasein dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi
·
Menambahkan pereaksi hopkin-cole dan asam sulfat pekat
melalui dinding tabung
·
Mengamati warna yang terbentuk.
4. Protein terkoagulasi
a. Mengambil filtrate pada percobaan
pemisahan kasein dan memasukkan dalam tabung reaksi
b. Menambahkan NaOH 1% hingga larutan
netral
c. Menambahkan 2 tetes asam asetat 1%
d. Memanaskan larutan tersebut hingga
mendidih dan membentuk basa yang berupa gumpalan
e. Memekatkan hingga seperdua volume
awal
f. Menyaring gumpalan yang terbentuk lalu membagi dua endapan
tersebut untuk dilakukan uji millon dan hopkin-cole.
F. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Tes Kesegaran Susu
5 ml susu + 0,5 ml pereaksi shardinger (1 ml metilen biru
0,7 ml + 1 ml formaldehid) biru
5 ml susu pH=6
2. Uji Pemisahan Kasein
100 ml susu + asam asetat glacial 1 ml (tetes demi tetes) larutan putih keruh dan ada endapan putih filtrat dan endapan + 50 ml etanol 95% endapan + (1 : 1) eter : etanol (50 ml) endapan putih.
3. Reaksi Warna Kasein
·
Endapan dar percobaan 2 + pereaksi millon larutan merah bata
·
Endapan putih + pereaksi biuret cincin ungu
·
Endapan putih + pereaksi hopkin-cole + asam
sulfat pekat cincin ungu
4. Protein Terkoagulasi
Filtrate dari percobaan 2 + NaOH 1% hingga netral + asam asetat 1% 2 tetes hingga mendidih, ada endapan putih hingga ½ volume awal
endapan dinagi 2
·
Endapan 1 + pereaksi hopkin-cole + asam sulfat pekat cincin ungu
·
Endapan 2 + pereaksi millon larutan merah bata.
G. PEMBAHASAN
1. Uji Tes Kesegaran Susu
Kesegaran susu dapat ditandai dengan
masih aktifnya enzim-enzim yang terdapat didalamnya, diantaranya amylase,
lipase, peroksidase, katalase dan sebagainya. Untuk menguji kesegaran susu
digunakan pereaksi schardinger (1 ml metilen biru 0,7 ml + 1 ml formaldehid)
yang ditambahkan ke dalam susu sapi dengan hati-hati jangan sampai goyang
karena uji positif warna biru dalam larutan akan hilang dan jika goyang atau
dikocok warna biru akan muncul kembali karena leuko-metilen biru adalah auto-oksidasi.
Pada percobaan diperoleh larutan berwarna biru yang seharusnya warna biru
hilang. Hai ini disebabkan karena susu yang digunakan tidak segar akibat sapi
yang diambil susunya kurang sehat. Fungsi dari penambahahan yaitu untuk
menghidrasi xantin dan hipoxantin. Dimana atom H yang dibebaskan segera diikat
oleh oksigen atau akseptor lainnya seperti metilen biru membentuk air atau
leuko metilen biru yang tidak berwarna.
Pada
pengujian pH menggunakan indicator universal, diperoleh pH susu adalah 6 dimana
pH optimum susu adalah 6,5-6,8. Hasil yang diperoleh menandakan bahwa susu
sedikit asam.
2. Uji Pemisahan Kasein
Susu sapi segar dipanaskan dalam
gelas kimia pada suhu 40. Digunakan suhu 40 karena suhu optimum pada susu untuk kasein
menggumpal adalah 40. Kemudian menambahkann asam asetat
setetes dei tetes hingga 1 ml. Fungsinya untuk mengendapkan kasein dalam susu
dan menggumpalkan kasein tersebut. Kemudian menyaring untuk memisahkan filtrate
dengan kasein. Gumpalan kasein yang diperoleh disuspensikan dengan etanol 95%
kemudisn kemb ali menyaring. Setelah itu gumpalan kasein kembali disuspensikan
dengan eter-etanol (1 : 1). Fungsinya yaitu untuk mengikat sisa etanol. Kasein
yang terbentuk disaring dengan corong Buchner dan dicuci dengan eter
secukupnya. Dari percobaan diperoleh gumpalan kasein yang berwarna putih.
Filtrat dan gumpalan kasein akan digunakan untuk percobaan selanjutnya.
Struktur kasein :
3. Reaksi Warna Kasein
Pada
percobaan ini, dilakukan beberapa pengujian yaitu uji millon, uji biuret, dan
uji hopkin-cole. Prinsip uji millon yaitu pembentukan garam merkuri dari
tirosin yang ternitrasi. Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul
fenol pada gugus R-nya yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi
millon. Dari percobaan terlihat kasein jika ditambahkan pereaksi millon dan
dipanaskan, dihasilkan larutan merah bata. Ini memandakan bahwa kasein
mengandung tirosin sebagai salah satu asam amino penyusunnya, yang berarti pula
bahwa kasein pada strukturnya mengandung gugus fenol. Warna merah yangterbentuk
adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi. Adapun reaksinya adalah
Pada uji biuret, gumpalan kasein ditambahkan
dengan pereaksi biuret yang terbentuk cincin ungu. Hal ini terjadi karena
adanya reaksi peptide dan protein. Dimana reaksi ini, ditandai dengan warna
ungu,karena adanya kompleks senyawa yang terjadi nrantai polipeptida. Adapun
reaksinya adalah
Pada
uji hopkin-cole, gumpalan ditambahkan dengan pereaksi hopkin-cole dan asam
sulfat pekat menghasilkan cincin ungu. Hal ini terjadi karena reagen yang
digunakan mengandung asam glioksilat, atau dapat diganti dengan formaldehid
dengan penambahan asam sulfat pekat. Karena triptopan berkondensasi dengan
aldehid dalam suasana asam sulfat dan membentuk kompleks berwarna ungu. Adapun
reaksinya adalah
4. Protein Terkoagulasi
Filtrate dari hasil pengendapan
kasein dinetralkan kembali dengan penambahan NaOH 1 %. Setelah netral
ditambahkan kembali asam asetat yang berfungsi untuk membentuk endapan kasein.
Kemudian memananskannya hingga mendidih dan membentuk endapan kembali. Kemudian
dipekatkan hingga ½ volume awal. Endapan kasein yang terbentuk disaring untuk
memisahkan filtrate dengan kasein dan dibagi 2 untuk dilakukan uji millon dan
hopkin-cole.
Pada uji millon, kasein ditambahkan
dengan pereaksi millon kemudian dipanaskan terbentuk endapan merah bata yang
menandakan adanya garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi dalam kasein.
Pada uji hopkin-cole, kasein
ditambahkan dengan pereaksi hopkin-cole dan asam sulfat pekat dan diperoleh
cincin ungu yang menandakan adanya krypton pada kasein tersebut.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Kesegaran susu ditandai dengan masih
aktifnya enzim-enzim didalamnya dengan pH 6,5-6,8.
b. Kasein dapat dipisahkan dengan
menambahkan asam asetat glacial pada suhu 40.
c. Adanya reaksi warna kasein pada
beberapa pengujian yaiut uji millon diperoleh warna merah bata dan uji biuret
dan uji hopkin-cole diperoleh cincin ungu.
d. Pembentukan protein koagulasi yang
terjadi karena adanya enzim yang menyebabkan penggumpalan.
2. Saran
Diharapkan agar praktikan memilihi
sapi yang sehat yang akan diperah susunya, agar data yang diperoleh labih
akurat dan untuk laboran agar melengkapi alat dan bahan untuk praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Mengenal susu dan
manfaatnya. Online (http://kumpulaninfo/sehat/artikelkesehatan.html). Diakses pada tanggal 21 desember
2010.
Gulam, Togu. 2001. Individual Teks Book Biokimia Struktur Dan
Fungsi. FMIPA UNY. JICA: Yogyakarta.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar
Biokimia. UI: Jakarta.
Tim dosen biokimia. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. UNM: Makassar.
Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Gramedia
pustaka utama: Jakatra.
silahkan download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar