A. JUDUL
PERCOBAAN
Penentuan
kadar vitamin C
B. TUJUAN
PERCOBAAN
Menentukan kadar vitamin C dan
membandingkan jumlah volume natrium tiosulfat yang digunakan antara sampel yang
menggunakan vitamin C dengan sampel tanpa vitamin C
C. LANDASAN
TEORI
Vitamin
C adalah vitamin anti-skorbat. Dijumpai dalam banyak buah-buahan, khususnya
dalam jeruk dan sayuran. Penting untuk perkembangan yang sehat bagi semua
jaringan ikat. Menambah kekebalan terhadap infek dan membantu penyembuhan luka
dan fraktur kekurangan akan vitamin ini menimbulkan pendarahan bawah kulit
(Evelyn C. Pearce, 2006 : 173).
Vitamin
C sebagai anti-oksidan selain dapat memperbaiki sel tubuh dan jaringan kulit
yang rusak akibat radikal bebas. Dalam merawat kecantikan, vitamin C memiliki
peran penting dalam melancarkan peredaran darah sehingga kulit terlihat lebih
segar. Vitamin ini juga akan merangsang pembentukan kolagen kulit dan
menjaganya dari kerusakan. Vitamin C memiliki sifat sebagai water holder
(menyimpan air) sehingga mampu menjaga kelembapan kulit dan mencegah dari
kekeringan (Wikipedia, 2010 : 1).
Asam
askorbat dinamakan pula sebagai vitamin C yang berupa Kristal putih, mempunyai
rasa asam, tidak berbau. Dalam larutan vitamin C mudah rusak, karena dioksidasi
oksigen udara, lebih stabil dalam bentuk kristal kering. Memiliki struktur yang
mirip dengan struktur monosakarida, mengandung gugus enediol yang melepaskan hidrogren
terbentuk dehidroaskorbat. Asam askorbat dan dehidroaskorbat, kedua-duanya
fisiologis aktif.
Kekurangan
vitamin C memberikan kelainan klinis berupa skorbat memberikan kelainan pada
rongga mulut, terutama gusi, pembuluh darah kapiler dan jaringan tulang
(Hardjasasmita, Pandjita, 1991 : 90-91)
Menurut
Ir. Ali Khomzan (2010), berikut ini beberapa manfaat dan vitamin C, yaitu:
- Vitamin C dapat memperkuat otot jantung
- Vitamin C berperan paling melalui proses metabolism kolesterol karena dalam proses metabolism kolesterol vitamin C dapat meningkatkan laju kolesterol yang terbuang dalam bentuk asam empedu dan mengatur metabolism kolesterol
- Vitamin C dapat meningkatkan kadar HDL dan berfungsi sebagai pencakar sehingga dapat meningkatkan pembuangna kotoran
- Vitamin C dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida tinggi
- Vitamin C sangat berperan dalam sintesis kolagen sehingga dapat mencegah terserang penyakit jantung koroner
Disamping
melalui konsumsi natural, vitamin C juga dapat diperoleh melalui injeksi atau
buatan (Wikipedia, 2008 : 3).
Asam
askorbat nampaknya berfungsi sebagai kofaktor di dalam hidroksida enzimatik
residu prolin pada kalogen dari jaringan pengikat vertebrata, membentuk residu
4-hidroksi-prolin. Residu hidroksi prolin ditemukan hanya pada kalogen dan
tidak ada pada protein hewan lainnya. Walaupun asam askorbat kelihatannya
berfungsi dalam pembentukan dan pertahankan komponen utama pada jaringan
pengikat hewan tingkat tinggi, tetapi masih belum dapat dipastikan bahwa fungsi
ini merupakan satu-satunya atau bahkan fungsi utama vitamin ini (Lehninger,
Albert, 1982 : 298).
Sumber
vitamin C yang baik adalah buah-buahan dan sayuran segar. Bagian buah dengan
kandungan vitamin C terbanyak adalah bagian kulitnya, kemudian bagian dagingnya
dan terakhir bagian bijinya (Hardjasasmita, Pandjita, 1991 : 91).
D. ALAT
DAN BAHAN
1. Alat-alat
yang digunakan:
- Pipet volume 25 mL 1 buah
- Buret 50 mL 1 buah
- Labu Erlenmeyer 250 mL 3 buah
- Labu semprot
- Gelas kimia 500 mL 3 buah
- Statif dan klem
- Batang pengaduk
- Mortar dan alu
- Kaca arloji
- Corong biasa
- Bunsen, kasa asbes dan kaki tiga
- Pipet tetes
- Gelas ukur 10 mL dan 50 mL
2. Bahan-bahan
yang digunakan:
- Vitamin C
- Aquadest
- H2SO4 2 N
- Iod 0,1 N
- Na2S2O3
- Amilum
- Issue
- Korek api
E. PROSEDUR
KERJA
1. Sampel
- Memasukkan 0,3 gram serbuk vitamin C ke dalam labu Erlenmeyer
- Memasukkan aquades dingin (yang telah dipanaskan terlabih dahulu) sebanyak 20 mL ke dalam labu Erlenmeyer
- Menambahkan 5 mL H2SO4 2 N dan 50 mL larutan iod 0,1 N
- Menambahkan amilum sebanyak 3 tetes sebelum titrasi
- Menitrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N sampai warna biru hilang selama tiga kali titrasi
- Menghitung jumlah volume tiosulfat yang digunakan
2. Blanko
- Memasukkan 20 mL aquades ke dalam labu Erlenmeyer
- Menambahkan 5 mL H2SO4 2 N dan 50 mL larutan iod 0,1 N
- Menambahkan amilum sebanyak 3 tetes sebelum titrasi
- Menitrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N sampai warna biru hilang selama tiga kali titrasi
- Menghitung jumlah volume tiosulfat yang digunakan
3. Untuk
perbandingan
- Memasukkan 0,3 gram serbuk vitamin C ke dalam labu Erlenmeyer
- Memasukkan 20 mL aquades dingin (yang telah dipanaskan terlabih dahulu), 5 mL H2SO4 2 N dan 50 mL larutan iod 0,1 N
- Menitrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N tetapi sebelumnya ditambahkan 3 tetes amilum
- Menghitung jumlah volume tiosulfat yang digunakan
- Memasukkan 20 mL aquades ke dalam labu Erlenmeyer
- Menambahkan 5 mL H2SO4 2 N dan 50 mL larutan iod 0,1 N dan 3 tetes amilum
- Menitrasi dengan larutan natrium tiosulfat
- Menghitung jumlah volume tiosulfat yang digunakan
F. HASIL
PENGAMATAN
1. Sampel
Vitamin C (sudah
digerus) 0,3 gr + 20 mL H2O + 5 mL H2SO4 2 N +
50 mL iod 0,1 N cokelat
+ amilum titrasi tio larutan
kuning
(V1
= 31,5 ; V2 = 31,5 ; V3 = 31,5) mL
2. Blanko
20 mL H2O
+ 5 mL H2SO4 2 N + 50 mL iod 0,1 N cokelat
+ amilum titrasi tio larutan bening
(V1
= 34,8 ; V2 = 34,6 ; V3 = 35,0) mL
3. Untuk
perbandingan
- Vitamin C (sudah
digerus) 0,3 gr + 20 mL H2O + 5 mL H2SO4 2 N +
50 mL iod 0,1 Ncokelat
+ amilum titrasi tio larutan
kuning (V = 95 mL)
- 20 mL H2O
+ 5 mL H2SO4 2 N + 50 mL iod 0,1 Ncokelat
+ amilum titrasi tio larutan
bening (V = 101,5 mL)
G. ANALISIS
DATA
Dik: Ntio
= 0,1 N
N = 2
Vrata2
smpl I =
=
31,5 mL
Vrata2
smpl II =
=
34,8 mL
Dik: Kadar Vit. C = ….?
Peny:
mg
vit. C = (N.V)tio x
= 0,1 mek/ml x 1 ml x.
= 0,1 mek/ml x 1 ml x.
=
8,8 mg
1
mL Na2S2O3 0,1 N setara dengan 8,8 mg vit. C
Jadi,
banyaknya mg vit. C dalam 1 mL tiosulfat yaitu 8,8 mg/mL
Berat
praktek vit. C yaitu:
mg
vit. C = VII – VI
x mg vit. C dalam 1 mL tio
=
(34,8 – 31,5) mL x 8,8 mg/mL
=
3,3 mL x 8,8 mg/mL
=
29,04 mg
kadar
vit. C = x
100 %
= x
100 %
= 9,68 %
H. PEMBAHASAN
Tujuan dan percobaan ini yaitu untuk menentukan
kadar vitamin C dan membandingkan jumlah volume natrium tiosulfat yang
digunakan antara sampel yang menggunakan vitamin C dengan sampel tanpa vitamin
C. Vitamin C merupakan vitamin yang mudah teroksidasi, mudah larut dalam air
dan mudah rusak pada temperature tinggi.
Sebelum dilarutkan dalam air, vitamin C digerus
terlebih dahulu agar menjadi serbuk halus sehingga lebih mudah larut. Aquades
akan digunakan untuk melarutkan vitamin C dipanaskan terlebih dahulu agar tidak
ada lagi zat-zat pengotor yang dapat mengganggu jalannya reaksi dan juga
aquades yang dipanaskan tidak boleh terlalu panas karena struktur vitamin C
dapat rusak akibat suhu yang tinggi
Setelah vitamin C larut dalam aquades ditambah
dengan H2SO4 2 N yang berfungsi untuk menghambat
terjadinya oksidasi dengan memberi suasana asam pada larutan karena H2SO4
merupakan asam kuat yang bila dilarutkan dalam air dapat memperbesar
konsentrasi ion H+. Dan ditambahkan juga dengan larutan iod 0,1 N
yang berfungsi untuk memutuskan ikatan rangkap antara atom C nomor 2 dan atom C
nomor 3 dengan reaksi:
Sebelum dititrasi, dilakukan penambahan amilum yang
berfungsi agar tidak terlalu banyak natrium tiosulfat yang digunakan untuk
membebas iod, kemudian melakukan titrasi dengan natrium tiosulfat sebanyak tiga
kali. Berdasarkan anaisis data diketahui volume rata-rata Na2S2O3
yang digunakan unutk sampel yaiut 31,5 mL.
Sedangkan untuk blanko tidak menggunakan vitamin C
karena untuk membandingkan jumlah volume natrium tiosulfat yang digunakan.
Berdasarkan analisis data diketahui volume rara-rata Na2S2O3
yang digunakan untuk blanko yaitu 34,8 mL.
Penggunaan Na2S2O3
lebih banyak oleh blanko dari sampel, karena iod telah terikat oleh vitamin C,
pada sampel sedangkan pada blanko tidak menggunakan vitamin C. begitupun juga
untuk perbandingan yang satu kali titrasi, sampel yang menggunakan vitamin C
lebih sedikit volume Na2S2O3 yang digunakan
yaitu 95 mL dibandingkan dengan blanko tanpa vitamin C yaitu 101,5 mL. hal ini
disebabkan juga karena iod telah terikat oleh vitamin C pada sampel.
Berdasarkan analisis data diperoleh kadar vitamin C
yaitu 9,68 % yang berarti bahwa nilai yang diperoleh jauh dari angka 100 %. Hal
ini terjadi karena vitamin C yang digunakan telah teroksidasi.
I. KESIMPULAN
DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang
diperoleh dari hasil percobaan kadar vitamin C yang diperoleh yaitu 9,68 %.
2. Saran
Sebaiknya
praktikan lebih teliti dalam melakukan percobaan dan menutup dengan baik
vitamin C yang akan digunakan agar tidak teroksidasi
DAFTAR
PUSTAKA
Evelyn, C Pearce. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
Jakarta: PT. Gramedia
Harrdjasasmita, Pantjita. 1991. Ikhtisar Biokimia Dasar A. Jakarta: FKUI
Lehninger, Albert. 2008. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Jakarta:
Erlangga
Maeya. 2008. Manfaat Vitamin C. Online (http://maeya.blogspot.com.html)
Diakses pada tanggal 20 November 2010
Wikipedia. 2008. Penentua Kadar Vitamin C. Online (http://task-list.blogspot.com.html)
Diakses pada tanggal 20 November 2010
Wikipedia. 2010. Kandungan Vitamin C dan Manfaat Jambu Biji.
Online (http://www.deachacare.com.html)
Diakses pada tanggal 20 November 2010